Rabu, 29 Februari 2012

Kini engkau adalah sampah yang sudah tidak dipedulikan lagi...

"Naik kereta api..tut..tut..tut..
Siapa hendak turut,
ke Bandung, Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma,
Ayo kawanku lekas naik
keretaku tak berhenti lama"
(lagu anak-anak jaman dahulu yang sering saya nyanyikan)

Tanpamu waktu menjadi sangat lama, namun kini kau hanyalah sampah yang tak pernah dijamah.

Ingat film sang pencerah???Dimana ada seorang kyai beserta santrinya dari Magelang yang bertandang kekediaman Ahmad Dahlan. Ketika itu beliau naik kereta. Ya, kereta lokomotif yang menghubungkan Jogja-Magelang.

Kereta api itu kini sudah dimuseumkan, dan tidak banyak orang tahu akan sejarahnya. Setelah sepeda motor menjamur di Yogyakarta, jarak Jogja-Magelang jadi terasa semakin dekat. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih sekitar 1 jam saja. Kendaraan umum Jogja-Magelang pun sewaktu-waktu ada. Kini yang dapat bercerita akan sejarah masa lalu itu adalah rel kereta api, yang mulai diacuhkan.

Rel kereta api jurusan Jogja - Magelang ini selain kereta pengangkut orang, lebih sering dilewati kereta pengangkut gula dari pabrik Madukismo.

Sekarang rel kereta api yang merupakan saksi bisu dari bagian sejarah masa lalu itu pun dapat anda lihat di sepanjang jalan Bantul (sebelah barat), di kompleks perumahan Madukismo, dan juga di Jalan Mangkubumi (tugu Jogja ke selatan). Rel KA yang dijalan Mangkubumi mungkin kalo anda tidak jeli tidak dapat terlihat, karena sudah ditutup oleh aspal. Rel KA itu membentang dari utara ke selatan yang tidak seluruhnya dapat terlihat, karena sudah tertutup tanah atau bangunan warung.

Dari rel KA itu menceritakan banyak peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar