Minggu, 12 Februari 2012

di kedalaman perut bumi itu...nampak sesuatu yang menakjubkan

Mengenal Gua #part 1
"take nothing but picture"
"kill nothing but time"
"leave nothing but footprint"
(etika penelusuran gua)
Tidak mengambil apa pun kecuali foto, tidak membunuh apa pun kecuali waktu, dan tidak mengambil apa pun kecuali jejak kaki...sudah tidak asing lagi di telinga para penelusur gua.



Gua bagi orang awam banyak yang membayangkan sebagai tempat yang menjijikkan, kotor, gelap, becek, banyak ular, cacing, bau, dan banyak yang menghubungkan gua dengan tempat mistis. Bahkan bagi salah satu warga di Bedoyo, Gunung Kidul menyatakan bahwa dahulu gua banyak yang ditutup. Oleh warga, mulut gua itu ditutup dengan batu. Batu-batu di tata sedemikian rupa sehingga tidak terlihat adanya gua, terlebih untuk gua  vertikal. Sekedar memberitahu (sapa tau ada yang belum tau,,,), gua menurut lorongnya dibedakan menjadi gua horizontal dan gua vertikal. Untuk panjang lorong dan bentukannya beraneka ragam, tergantung dari proses karstifikasi. Proses karstifikasi adalah proses dimana terjadi pelarutan batuan carbonat sehingga menjadi bentuklahan karst. Untuk gua vertikal sendiri kedalamannnya juga bervariasi, bahkan ada yang sampai 200-an meter dalamnya (Leang Putea di Sulawesi Selatan). 
Okey kembali lagi mengenai persepsi masyarakat yang dikaitkan dengan tempat mistis tadi. Banyaknya gua-gua yang ditutup oleh warga itu bukan karena alasan mistis. Melainkan karena banyak ternak-ternak mereka yang jatuh di luweng (sebutan untuk gua vertikal). Disamping itu juga pernah ada orang yang terjatuh, karena masuk tidak menggunakan pengaman. Karena kekhawatiran tersebut maka warga berusaha menjauhkan anak-anak mereka supaya tidak bermain-main di dekat gua. Banyak orang tua yang mengatakan kepada anak-anaknya bahwa gua itu ada naganya, di gua itu dulu sebagai tempat pembuangan orang. Dan ada pula yang mengatakan bahwa ada yang menjaga gua itu, jadi jangan pernah untuk memasukinya kalau masih ingin hidup.

Kenyataannya???
hem...menakjubkan sekali apa yang ada di dalam gua tidak akan ditemukan di permukaan bumi. Gua memang menyimpan banyak misteri. Melalui foto, video, atau cerita orang yang pernah masuk gua anda dapat membayangkan ornamen apa yang ada di dalam gua tersebut. Namun, sangat disayangkan bila anda cepat puas hanya sekadar membayangkan. Lebih takjub lagi adalah ketika anda melihat dengan mata anda sendiri keindahan di balik kegelapan perut bumi tersebut.  

Tapi perlu dipahami disini, kegiatan penelusuran gua bukan sebagai kegiatan wisata. Gua beserta ornamen-ornamennya terbentuk secara alami dan tidak instan. Biasa sampai jutaan tahun lamanya. Untuk itu perlu dilindungi atau dijaga agar tidak rusak. Misalnya stalaktit (salah satu oranamen gua yang menggantung di dinding gua) yang terbentuk dari tetesan air. Air tersebut bereaksi terhadap batuan carbonat yang permeable    dan menetes kebawah. Mineral yang tidak dapat larut akan mengendap membentuk sodastrow (seperti pipet air yang merupakan cikal bakal stalaktit). Kecepatan tetesan air tergantung banyaknya air dan jenis mineral batuannya. Untuk itu masuk gua tidak boleh sembarangan. Kita harus memperhatikan etika penelusuran gua yang telah dijelaskan di awal. Dan disamping itu, untuk menelusuri gua tidak bisa sembarangan kecuali untuk penelitian atau eksplorasi. Persiapan yang matang sesuai dengan standar operasional prosedure.

Mau tau apa aja yang ada di didalam gua???
Nantikan saja tulisan berikutnya..........................



Tidak ada komentar:

Posting Komentar