Sabtu, 20 Oktober 2012

Menengok kehidupan dari dapur

di sinilah inti dari kehidupan
 Bagi masyarakat Jawa khususnya di daerah pedesaaan, ruangan yang paling utama bukanlah ruang tamu atau pun ruang keluarga, melainkan dapur dan ruang makan. Tidak ada rumah tanpa dapur bagi masyarakat Pereng Dawe, Sleman ini. Hampir separuh waktu dalam seharinya selalu dihabiskan di dapur. Membuat masakan pagi, siang dan malam. Dapur adalah inti dari sebuah kehidupan bagi masyarakat Pereng Dawe ini . Sebuah desa yang tidak jauh dari kota Yogyakarta. Dengan mata pencaharian utama penduduknya adalah bertani dan berdagang. Ruangan paling sibuk adalah dapur, sehingga banyak orang Jawa yang membuat dapur sebagai ruangan paling luas, bahkan lebih luas bila di banding rung tamu atau pun kamar tidur. Di dapur inilah sebuah keluarga melakukan komunikasi. Ruangan lebar yang biasa terletak paling belakang ini akan menggambarkan keharmonisan sebuah keluarga.

Dapur yang selalu ada aktivitas
Tungku yang selalu menyala dari pagi hingga malam menjelang tidur. Kayu adalah bahan bakar utama. Terlihat warna hitam pada panci dan juga dindingnya adalah bukti bahwa dapur ini tidak pernah ditinggalkan oleh pemiliknya. Peralatan sederhana inilah yang memberikan kehangatan pada setiap keluarga. Dari dapur inilah tercipta makanan yang menggugah selera. Lahir pula canda dan tawa setiap saat. Bahkan di dapur ini juga mampu mengusir amarah. 





Selasa, 16 Oktober 2012

bagian lain di Gunung Kidul


jembatan gantung Njelok
Beberapa waktu yang lalu bersama dengan teman mengunjungi desa wisata Njelok. Belum banyak yang tau mungkin tempat seperti apa itu. Njelok berada di Kelurahan Beji di Patuk, Gunung Kidul. Merupakan desa wisata yang menyediakan camping ground, dengan andalannya adalah kayakan menyusuri sungai Oyo. Ciri khas desa ini adalah jembatan gantung yang dibuat sekitar lima tahun silam. Desa yang ramah dan unik dengan sungai Oyo yang berwarna hijau. 
Tepat di sebelahnya dapat juga menengok Delta Sawangan, yaitu tempat outbond yang menarik. Bermain air, dan berladang adalah ciri khasnya. Tidak jauh dari kota Jogja, sekitar 45 menit. Panorama gunung kidul yang khas dengan bukit karstnya, dan juga batuan gamping. Namun yang membedakan desa ini memiliki air yang bisa dikatakan cukup walau mengalami kemarau yang berkepanjangan. Tak heran apabila sawah ditanami padi dua kali dan diselingi tanaman palawija sekali dalam satu tahunnya.
Delta sawangan cocok sekali digunakan untuk summer camp atau pun hanya ingin menikmati pemandangan alam sungai Oyo.
bersantai di bawah pohon bambu yang tenang dan nyaman

mendirikan tenda di pinggir sungai Oyo

Rabu, 26 September 2012

menggalau di depan metahari terbenam

Lebih tepatnya menemani orang yang lagi galau. Berempat menggunakan sepeda motor berangkat dari Jogja sekitar pukul setengah 4 sore. Tujuannya adalah di Pantai Kesirat. Jalanan yang berkelok-kelok memperindah perjalanan kami. Pantai kesirat terletak di Panggang, Gunung Kidul. Sebelah timur dar pantai Bekah. Tentunya bagi kebanyakan petualang, tukang mancing dan orang-orang yang suka "dolan" pasti tidak asing lagi dengan pantai Bekah. Bahkan di majalah ternama seperti National Geography dan beberapa liputan di televisi swasta pun pernah mengekspos pantai Bekah. Namun bukan itu yang akan saya bicarakan. Saya akan membicarakan pantai Kesirat. Persamaannya adalah pantai Kesirat dan pantai Bekah sama-sama menjadi tujuan utama para pemancing. Yang membedakan adalah kalau pantai Kesirat jalannya lebih bagus, disamping itu tinggi tebing pantai Kesirat sekitar 45 meter saja. Sedangkan di pantai Bekah sekitar 65 meter dengan jalan berbatu sekitar setengah jam. Namun pantai Kesirat tempatnya belum begitu menarik, tidak ada gasebo dan air tawar disitu. 

Pertama sampai di pantai Kesirat, tidak begitu merasa excited. Namun berlalunya waktu membuat suasana semakin dramatis. Sunset atau matahari terbenamnya bisa dibilang 'waaww'. Dengan kamera analog jadul merk Olympus seri 35 RC mulai ku mainkan sutter dan jepret. yak...ku dapatkan sunset yang begitu indah. setidaknya setimpal dengan perjalannnya yang memakan waktu sekitar 1 jam 45 menit dari kota Jogja ini. Hari itu tujuan kami setidaknya tercapai. Aku mendapatkan foto, dan temanku sukses menggalau. Mungkin bagi anda yang tertarik menggalau di sini bisa saya antar kapan-kapan kalau saya lagi selow..hahaha

Kau akan melihat penyu, dan kalau beruntung akan mendapatkan ikan atau lobster hasil tangkapan pemancing. 
sunset mengobati galau 

bunyi klik setelah dikokang sutternya..wuih bikin kami ketawa

Minggu, 19 Agustus 2012

Obyek wisata Kinahrejo

Gerbang desa wisata Kinahrejo

Kinahrejo mulai semakin dikenal orang pasca erupsi merapi 2010 lalu...Kinahrejo merupakan desa tempat tinggal alm.mbah Maridjan, seorang juru kunci yang terkenal. Terkena awan panas membuat desa itu luluh lantah.

Setiap ada kejadian pasti akan selalu ada dampak negatif dan dampak positifnya. Salah satu dampak positifnya adalah muncullah obyek wisata baru. Tepatnya dua minggu yang lalu, setelah hampir dua tahun erupsi merapi tapi saya belum satu kali pun melihat langsung bekas erupsi ini.

Sebelumnya, saya sering pergi ke daerah Kinahrejo atau lereng selatan Merapi ini bersama teman-teman saya di Mapagama. Sekedar camping bareng atau sedang melaksanakan rangkaian pendidikan di Mapagama. Bahkan ketika erupsi Merapi ini saya yang ikut dalam Gelanggang Emergency Respon (GER) waktu itu juga iktu membantu sebagai relawan disana. Tepat siang hari sebelum erupsi besar terjadi saya dan beberapa teman saya membantu di desa Kepuharjo (di bawah Kinahrejo). Kami membantu dalam penataan dan distribusi logistik. Sempat waktu itu kami bergurau "wah udah kayak super market aja ini". Waktu itu gudang logistiknya di balai desa. Dan Balai desa itu penuh dengan logistik. Bahkan tiap kamar ada beberapa jenis dan ditumpuk hingga saya pun tak sampai. Jam 7 malam kami di tarik turun untuk diganti dengan relawan berikutnya. Sekitar 3 jam kemudian erupsi besar-besaran terjadi. Supermarket itu pun hancur ludes terkena erupsi Merapi. Kalau Kepuharjo aja kena, apalagi yang atasnya di Kinahrejo. Sejak saat itu saya berpindah di barak pengungsian di Purnabudaya. Selama kurang lebih 1 bulan kami mengurusi pengungsi. Menyediakan logistik yang mereka butuhkan bahkan menjadi teman yang menghibur mereka. Dari situlah kami mendapatkan sebuah keluarga baru.

Setelah kondisi kembali normal, dan pengungsi sudah di pulangkan. Hari-hari saya disibukkan dengan kegiatan dan pekerjaan. Hingga dua minggu yang lalu kebetulan ada temen dari Banjarmasin minta ditemani kesana. Dan saya pun untuk pertama kalinya kesana.

Terkejut itu pasti. Tapi setiap jalan yang saya lalui, selalu mengorek ingatan saya akan tempat ini. Saya menceritakan ke teman saya bahwa dulu tu ini seperti ini, trus itu gak begitu, dan sebagainya. Saya senang tempat ini menjadi tempat wisata setidaknya memberikan masukan kepada masyarakat setempat. Namun saya sempet menggerutu kenapa pintu gerbang di tutup buat kendaraan, padahal jalannya masih bisa dugunakan dan masih bagus. Ternyata itu adalah cara marketing suatu desa wisata ini. Agar pengunjung naik ojek, atau menyewa jeep atau motor trail yang sudah ada di depan pintu gerbang. Yang tidak tau akan dimintai tiket masuk berkali-kali. Pertama adalah masuk di kawasan taman nasional yang ternyata di jaga warga setempat, kemudian tiket masuk desa kinahrejo. Masih parkir dan sebagainya. Masih harus nyewa kendaraan minimah 25 rbu. Hal ini adalah wujud pemberontakan seorang mahasisiwi:D...Yang masih saya pertanyakan adalah motor dan mobil sewaan itu milik siapa?Benarkah itu bantuan sebuah lembaga untuk warga? kalau pun iya saya tidak menyesal ketika harus kesana. Tetapi kalau ternyata ada sistem bagi hasil, rasa-rasanya saya masih enggan untuk membayarnya. Kecuali ada menu rekreasi tambahan disini. Tidak hanya pemandangan bekas erupsi dan pelataran rumah alm mbah Maridjan...

  

Selalu ada yang baru di hari raya

Sebuah keluarga terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak...Asal mula dari sepasang suami istri, kemudian memiliki anak, terus berkembang seiring berjalannya waktu hingga menjadi banyak. Itulah yang terjadi pada keluarga besarku (keluarga dari ibu). Kakek nenekku memiliki 10 orang anak*bisa tandingan futsal buat latihan fisik. Seiring berjalannya waktu, salah satu anak, yaitu omku pergi lebih dulu. Tinggallah kakek, nenek, dan 9 orang anaknya. Setiap tahun bertambah jumlah keluarga kami. Hingga lebaran (Idul Fitri 1433H) kini menjadi 18 anak (bertambah 9 menantu), 20 cucu, dan 9 cicit. Berkumpul di dalam satu rumah. Dari yang berdua tapi kini berkumpul 49 orang dalam satu ruangan. Ruang tamu serasa kecil sekali, bahkan beberapa dari kami pun duduk di teras rumah. Anak-anak bermain di halaman, masih tirasa sesak menampung kami.

"Sesak" bukanlah kata yang negatif atau tidak diinginkan, namun sesak disini adalah suatu kebahagiaan bagi kami sekeluarga. Kesempatan untuk berkumpul lengkap seperti ini tentunya tidak bisa datang sesuai dengan yang kami inginkan. Hanya acara-acara tertentu seperti inilah kami dapat berkumpul.

Cerita ini saya tuliskan untuk mengenang bahwa saya masih memiliki keluarga, yang ramah, sayang, dan hangat seperti ini. Gurauan demi gurauan terlontar. Tangisan kebahagiaan terpancar dari wajah kakek saya, ketika kami berpelukan meminta maaf kepada beliau. Saya masih mengingat momen ini dengan jelas. Rasa letih karena habis begadang tak kami rasakan ketika berkumpul.

Pertemuan ini bukan tidak disengaja. Kami terpisah jarak dan waktu sehingga kami bahagia mendapatkan momen khusus ini di hari lebaran. Ketika sedang berkumpul tentunya ada beberapa tradisi yang tidak pernah hilang dari keluarga kami. Pertama adalah menu makanan. Walau sudah dipastikan di setiap rumah mana pun ketika sedang hari raya idul fitri, slalu ada toples berisi kue di atas meja masing-masing. Selalu ada juga ketupat dan opor, ntah opor ayam atau yang lainnya. Tapi yang membedakan dari rumah kakek dan nenek ketika lebaran adalah selalu ada makanan tradisional bikinan nenek sendiri seperti tempe "sengek" benguk, aneka macam baceman, dan peyek. Itulah makanan yang pasti selalu kami serbu, karena sekarang susah mendapatkan makanan seperti itu.
Tradisi kedua, setelah makanan ketika kita maaf-maafan,,selalu setiap tahun bertambah jumlah anggota keluarganya. Jadi pasti selalu ada regenerasi. Setiap anak kecil yang masih sekolah (pra sekolah-mahasiswa) pasti selalu mendapatkan ampao (duit yang tentunya tiap taun berbeda jumlahnya). Tapi bukan itu yang kita bahas, tradisi yang membedakan adalah nenek selalu memberikan uang "jimat" kepada 9 anak dan 9 menantunya. Untuk nominal jelas beda jauh dengan ampao yang dikasihkan ke anak-anak. Nominalnya memang lebih kecil, tetapi harga dari pemberian nenek inilah yang tidak ternilai. Uang itu mereka simpan di dompet mereka. Tidak pernah digunakan untuk melalukan transaksi. 

Semoga momen ini akan terus terjadi di tahun berikutnya. Entah masih dengan jumlah yang tetap, berkurang atau pun bertambah. Karena sebuah keluarga tidak ternilai harganya. Marilah kita bercermin, sudahkan kita menghargai dan benar-benar "menyanyangi" keluarga kita? Atau selama ini hanyalah dijadikan sebagai orang yang satu darah........Keluarga yang benar-benar keluarga:D

Selamat hari raya idul fitri buat semuanya:D

Sabtu, 11 Agustus 2012

jalan-jalan asyik dengan kantong ajaib doraemon


Sebuah perjalanan baik itu sendiri maupun berkelompok akan lebih nyaman kalau kita sudah mempersiapkan dengan matang. Berikut ini saya akan membagi sedikit, mengenai beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika kita akan mengadakan travelling.

       1. Kemana kita akan pergi?
Tempat tujuan merupakan salah satu hal yang perlu kita perhatikan ketika melakukan perjalanan. Misalnya saja ke pantai tentu barang yang kita bawa tidak sama dengan ketika kita akan pergi ke gunung. 
      2. Berapa lama kita melakukan sebuah perjalanan?
waktu tempuh dan lamanya kita melakukan perjalan sangat penting terkait dengan jumlah logistik yang akan kita bawa dan juga dana yang kita miliki.
      3. Apa tujuan kita melakukan perjalanan?

nah tujuan kita ini hanya sekedar jalan-jalan, eksplorasi tempat, atau kegiatan yang memang ada target pencapaiannya?
      4. Bagaimana kita melakukan perjalanan

cara kita ke tempat tujuan menjadi penting ketika kita akan memilih barang yang akan kita bawa.

Nah kalo keempat point tadi sudah ada di dalam pikiran kita, maka selebihnya adalah membuat catetan. Catetan adalah awal dalam membuat perencanaan.

Satu hal dari saya dalam setiap perjalanan kemana pun tempat yang dituju saya selalu membawa tiga macam, yaitu alat tulis (buku kecil+pena), alat komunikasi (HP), dan data pribadi (KTP, Pasport dan copy-annya). 

Pemilihan tas sangat penting dalam melakukan perjalanan. Biasakan membawa tas yang efisien selain tas utama seperti tas jinjing, bodypack, daypack untuk membawa ketiga macam barang yang tadi telah disebut.

Jadi intinya adalah seorang traveler sebelum berangkat akan mengetahu dulu kemana dan ngapain dia melakukan traveling. 

Kunci keberhasilan adalah kemauan. Kalau kita mau pasti mampu dan perjalanan pun terjadi dengan nyaman.

Oya sekedar masukan dari saya ketika naik kapal dalam waktu yang lama minimal 5 jam maka sebaiknya anda sudah membawa makanan sendiri yang tahan lama, misalnya kering tempe, roti tawar, dsb. Karena kalau anda membeli makanan di kapal dijamin rasanya hambar (kecuali kalau mie instan):D:D

Senin, 09 Juli 2012

hamster mungilku


Dua ekor hamster jenis violet tiba-tiba berada di rumahku memberikan suasana dan keceriaan baru bagi keluarga di rumah. Hamster  yang bernama Deri berwarna putih bersih bermata hitam dan si Dera yang berwarna kecoklatan bermata hitam  ini kudapat dari seorang teman yang gemar memelihara hamster mulai dari jenis gold hingga violet. Berbekal pengetahuan yang dangkal tentang hamster, akhirnya kuterima saja hamster pemberiannya itu. Maklum saya bukanlah orang yang gemar memelihara binatang dalam waktu yang lama. Kupelajari bagaimana cara merawat hamster yang baik dan benar, agar hamster tidak sakit dan tidak sampai obesitas atau kegendutan. Dari makanan, hingga alas tidur dan perlengkapannya kubeli bersama temanku yang memberikanku hamster tadi.
Hal baru kuperoleh dari memelihara dua ekor hamster lucu ini, mulai dari perubahan warna atau bulu di tangan dan kaki ketika mereka kedinginan. Tingkah laku mereka ketika lapar, ketika tidur, ketika bermain, hingga ketika berantem.



Minggu, 01 Juli 2012

menuju ke kedalaman bumi


Luweng Ombo
Mendengar luweng Ombo bagi kebanyakan penggiat penelusuran gua pasti mengiranya di Pacitan, Jawa Timur. Beragam gua vertical maupun gua horizontal menyebar di pegunungan seribu. Kawasan karst yang luas membentang dari Panggang, Gunung Kidul ke timur hingga Tulung Agung Jawa Timur. Ciri karst Gunung Sewu adalah jajaran bukit karts yang menyebar di seluruh kawasan karst terutama di daerah Wonogiri, Jawa Tengah dan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gua vertical sering disebut dengan luweng karena bentuknya menyerupai sumur (luweng dalam bahasa Jawa). Sebagai daerah yang terkenal dengan bentuklahan asal proses solusional, yaitu pelarutan batuan maka Gunung Kidul sering dikunjungi peneliti maupun penggiat caving dari mana pun, tak terkecuali kami. Kami yang terdiri dari tujuh orang yaitu Bekti, Fahmi, Zul, Kukuh, Adi, Incem, dan Viema adalah anggota aktif MAPAGAMA (mahasiswa pencinta alam UGM) mengadakan ekplorasi ke daerah Kemiri, lebih tepatnya adalah dusun Wates, Kemiri, Playen, Gunung Kidul. Banyak gua ditemukan di daerah ini, seperti misalnya adalah luweng Ombo yang kami telusuri waktu itu.
Luweng Ombo merupakan Sinkhole yang terbentuk atas colap atau reruntuhan dinding sehingga membentuk sumuran dengan diameter yang luas, kira-kira 60 an meter. Bentukannya menyerupai gua Jomblang, Semanu yang begitu familier di kalangan penggiat caving namun tidak selebar gua Jomblang. Dasang luweng Ombo ini pun terdapat vegetasi berupa semak belukar, dan dindingnya dipenuhi dengan lumut. Sewaktu musim hujan, dasar luweng Ombo ini digenangi air. Berhubung kami datang di musim kemarau, maka air pun tidak ada yang menggenang. Hampir sebagian besar dasar luweng Ombo ini berupa tanah gembur, yang merupakan pelapukan dari batuan kapur yang runtuh. Berbagai stalatit yang menggelantung di dinding gua dipenuhi oleh kelelawar yang ukurannya lumayan besar. Di dasarnya terdapat beberapa lubang yang diperkirakan kubangan yang dibuat oleh manusia untuk mengambil fosfat. Hal ini terlihat dari adanya jejak kaki dan kubangan yang lumayan besar, tidak seperti kubangan yang dibuat oleh hewan. Disamping itu, sewaktu kami menuruni luweng Ombo ini, di sisi kanan kami, yaitu di dinding luweng terdapat tapi tampar yang masih menggantung dan kemungkinan sudah lama terpasang di situ dikarenakan warnannya yang sudah using. Selain itu ditemukan pula sebuah webbing yang menggantung di salah satu ornament gua dengan sebuah carabiner yang sudah using pula. Di sampingnya ditemukan tangga yang terbuat dari bamboo menggelantung di tengah – tengah dinding luweng tersebut. Sungguh perjuangan yang berat menuruni luweng dengan alat seadanya dan tidak aman, “demi” dapat mengambil fosfat yang berada di dinding dan dasar gua (pikirku waktu itu). Luweng Ombo memeliki kedalaman kurang lebih 70 an meter long picth. Dengan pohon jati sebagai tambatan utama, dan di back up dengan besi yang sudah terdapat di sana, juga pohon yang kuat untuk mengampu beban kurang lebih 90 kg.
Berikut ini beberapa foto yang dapat kami ambil di luweng Ombo. Oya sebagai tambahan, di sekitar luweng terdapat camping ground atau setidaknya tanah lapang yang datar dengan rerumputan hijau yang dapat menampung hingga 12 tenda/ dome isi 6 orang. Di sekitarnya pohon kelapa, semak belukar, dan juga tegalan dari masyarakat setempat menambah menariknya daerah ini untuk dikunjungi. Dengan jarak tempuh dari Jogja hingga luweng yang tidak sampai 1,5 jam saja. Motor dapat dititipkan ketempat penduduk di rumah terakhir.

camping ground yang luas dan datar

vegetasi berupa semak belukar di dasar luweng Ombo

cahaya alamnya cocok buat latihan fotografi gua 

bergantung pada seutas tali menuruni luweng Ombo

Lokomotif yang tak lekang oleh waktu


Leri biasa orang menyebutnya. Ditemukan di daerah Maospati, Jawa Timur ketika naik bus dan terhenti karena kereta api mau lewat. Plang penutup jalan pun tak jauh dari kesederhanaan yaitu berupa bamboo yang diberi beban dengan menggunakan batu dan di tarik oelh manusia ketika sedang memberhentikan kendaraan yang lewat. Decakan kagum dari beberapa penumpang karena masih dapat melihat lokomotif dengan asapnya yang mengepul membawa tebu dengan deretran panjang. Sekitar 10 menit kami terhenti dan melihat lokomotof biru ini membawa tebu-tebu yang sangat banyak, yang kadang-kadang orang-orang di sekitarnya (petugas pabrik gula) membantu lokomotif tersebut dengan mendorong pelan-pelan. Kebetulan saya duduk tepat di delakang kursi sopir, sehingga dapat saya abadikan walau kurang jelas menggunakan kamera HP. Kurang lebih 16 gerbong berisi tebu-tebu yang akan dibawa ke pabrik gula untuk diolah menjadi gula pasir. Cukup meringankan beban daripada harus menyewa 16 truk.

Asapnya yang mengepul dan bentuknya yang unik

Mengangkut tebu dari perkebunan hingga pabrik gula

Kamis, 07 Juni 2012

pecinta alam atau pencinta alam

pecinta alam dan pencinta alam sekilas nampak sama namun beda makna

Kenapa saya mengulas ini? Tak sengaja sewaktu sedang berkumpul dengan teman-teman penggiat alam bebas, muncul pertanyaan sederhana namun tidak ada yang bisa menjawabnya waktu itu. Sebenarnya ada solusi untuk memecahkannya, yaitu tinggal tanya mbah google atau lihat di dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI). Semua itu beres. Namun kami memilih untuk mendiskusikannya terlebih dahulu.

Pertanyaan teman saya waktu itu adalah : "Kenapa MAPAGAMA kepanjangannya adalah mahasiswa pencinta alam Gadjah Mada. Kenapa tidak pecinta alam saja?"
Teman saya yang sedang tiduran, yang sedang mainan laptop, dan sedang merajut pun tersentak dengan pertanyaan sederhana itu.

Kalau kita tengok yang membedakan adalah adanya imbuhan -n dan tidak adanya imbuhan -n, apakah maknanya berbeda?
Kita ambil contoh saja ya : kata "jahat" (sifat) diberi imbuhan pe-n menjadi "penjahat" (pelaku)
Kemudian kata "rampok" (sifat) diberi imbuhan pe- menjadi "perampok" (pelaku)
kedua kata tersebut memiliki makna yang sama

Nah sekarang kalo kata "cinta" (kata sifat), diberi imbuhan pe- dan pe-n memiliki makna yang berbeda sesuai dalam kamus besar bahasa indonesia, yaitu sebagai berikut:

cin·ta a 1 suka sekali; sayang benar: orang tuaku cukup – kpd kami semua; -- kpd sesama makhluk; 2kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak -- kpd lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa -- nya akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi -- nya ditinggalkan ayahnya itu; -- bebas hubungan antara pria dan wanita berdasarkan kemesraan, tanpa ikatan berdasarkan adat atau hukum yg berlaku; -- monyet (rasa) kasih antara laki-laki dan perempuan ketika masih kanak-kanak (mudah berubah); 
ber·cin·ta v menaruh (rasa) cinta: yg muda yg ~; ber·cin·ta-cin·ta·an v bersuka-sukaan; berpacar-pacaran; 
ber·cin·ta·kan v 1 kasih sayang kpd; berahi kpd: krn banyaknya lelaki yg ~ dia, dia menjadi sombong; 2 berharap-harap (ingin) akan; merindukan: dia sakit krn ~ anaknya yg sedang merantau; 3 kl bersedih hati (akan); berduka cita (akan); 
men·cin·ta v 1 kasih (kpd); 2 kl bersedih hati; selalu mengingat (akan); menyesal; 
men·cin·tai v menaruh kasih sayang kpd; menyukai: dia sangat ~ adikku; aku ~ negeriku dan menghormatinya; men·cin·ta·kan v merindukan; menginginkan; mengharap-harapkan; 
ter·cin·ta v sangat dicintai (dikasihi, disayangi): kau paksa aku berpisah dng anakku yg ~; per·cin·ta·an n 1 perihal berkasih-kasihan antara laki-laki dan perempuan: ~ mereka tidak direstui oleh orang tua masing-masing; 2 kl perasaan sedih (susah, menyesal); kesusahan; 
pen·cin·ta n orang yg sangat suka akan: kelompok ~ alam akan memulai pendakian hari Selasa minggu depan; ke·cin·ta·an 1 n yg dicintai; kekasih: ia merupakan ~ keluarganya; 2 n kerinduan; 3 n perihal cinta kasih; 4 kl n kesedihan; kekhawatiran; 5 kl v menanggung cinta (sedih)


Nah di dalam KBBI tersebut tidak ada imbuhan pe- dalam kaca cinta...
Pencinta orang yang suka akan...berarti pencinta alam adalah orang yang suka alam atau orang yang mencintai alam
Sedangkan menurut saya makna awalan pe- dalam kata cinta sama artinya dengan pelaku
jadi pecinta adalah orang yang melakukan cinta (bercinta)..berarti pecinta alam adalah orang yang bercinta dengan alam

Bagaimana menurut anda?lebih suka menggunakan "pecinta alam" atau "pencinta alam"??
Itu sih terserah anda agar maksudnya dan tujuannya saja jelas:):):)
  

Jumat, 25 Mei 2012

like a "galau"

sudah lama tidak menulis di blog ini...
so let's write!!
Berhubung ini adalah blog pribadi saya, jadi wajar dong kalo sekali-kali jadi tempat curhat *maksa banget:p
Bagi orang Indonesia istilah "galau" sudah bukan kata yang asing lagi. Menurut saya pribadi galau bisa berarti kerisauan, kegelisahan yang diinterpretasikan agak alay:D

Nah saya akan berbagi dimana tempat-tempat yang saya kunjungi ketika sedang galau, atau ketika menemani teman yang lagi galau (bisa dibilang salah satu hobi saya "the killing time")

Pertama adalah ring road atau jalan lingkar
Berhubung saya adalah warga Jogja, tentunya ketika galau yang dikunjungi adalah tempat yang tidak jauh dari saya tinggal. Saya bisa menghabiskan sore hari menyusuri ring road sendirian, sampai kesadaran saya pulih *maklum ketika galau sering terjadi sakit jiwa:p
Mengendarai motor sendirian mengitari ring road adalah hal yang menyenangkan. Orang tidak akan tau bahwa kita berjalan tanpa tujuan, dan sedang mengalami yang namanya "galau"

Stasiun kereta
Tempat ini biasa saya kunjungi tidak sendirian*kadang berdua. Lebih tepatnya menemani teman yang sedang galau *maklum saya jarang galau. Duduk di kursi tunggu kereta, seakan menunggu kereta datang atau menjemput kerabat. Padahal disini kami *teman disamping saya tepatnya, sedang melamun. Bisa lebih dari 3 jam kami hanya duduk terdiam. Setelah puas, barulah teman saya ini akan mencurahkan segala kegalauannya. Setelah itu kami pun pulang...
Oya bahkan ada juga loh temen saya yang ketika galau dia suka naik kereta*membuat perjalanan jauh tanpa tujuan. Dari Jogja-Surabaya.Di stasiun berikutnya dia langsung beli tiket untuk bertolak ke Jogja lagi. Namun sayang, stasiun sekarang sungguh berbeda dengan yang dulu. Tanpa tiket, kita tidak akan bisa masuk. Dan tanpa mengantri jauh-jauh hari, kita tidak akan dapat tiket.

Gerbong kereta
Biasanya galau ini terjadi ketika kita selesai kegiatan. Rasa lelah mengundang emosi. Jadi untuk menghindari itu, tempat yang menarik adalah gerbong paling belakang. Angin sepoi-sepoi pelan-pelan menyapu rasa lelah ini. Dan lebih asyik lagi pada sore atau pagi hari ketika matahari terbit atau terbenam. Wuihh pemandangan langka yang sangat jarang anda lihat. Sayangnya sekarang sudah tidak dibolehin:).

Rumah sakit
Yak, rumah sakit pernah menjadi tempat tujuan ketika saya dan teman saya sedang mati gaya*yah sedikit menggalau. Berjalan menyusuri lorong rumah sakit, semakin lama akan merasakan ketenangan*kalo ramai ya pasar:p. Tidak ada pasien yang kita jenguk, namun punya tujuan untuk berobat. Tidak dengan bertemu dokter. Namun hanya saja menyusuri lorong rumah sakit ini akan mengubah ,ood menjadi lebih baik.

Kolam Renang
Nah yang ini biasa saya lakukan sendirian saja. Pergi ke kolam renang tanpa teman, berenang hingga lelah. Gak akan ada yang tau kalo ketika masuk di dalam air sebenarnya sedang menghapus kegalauan.

Mungkin itu dulu ya...nanti saya tambahkan tempat yang pernah saya singgahi ketika saya galau, atau ketika menemani teman saya yang lagi galau

Jumat, 06 April 2012

cerita dibalik secangkir kopi

White coffe
Secangkir kopi memberikan saya beragam kisah suka, duka, dan hal baru yang belum pernah saya dapatkan.

Setiap tegukan terasa lain,,,,,
tegukan pertama menceritakan tentang kondisi dan kabar antara kita
tegukan selanjutnya dilanjutkan dengan senyum simpul, tanda dimulainya kata itu
kemudian tawa keras setelah tegukan ketiga disruput (diminum pelan-pelan_jawa)
dan mulai lah cerita tentang dia dan mereka
tentang hari ini dan kemaren
hingga tegukan selanjutnya sudah mulai hangat dan harum kopi ini
rencana di masa yang akan datang menghiasi rasa dari kopi ini
mulailah raut muka berubah...mengkerut kalo kata orang Jawa
karena tegukan terakhir dirasa sangat pahit, sedikit bercampur dengan biji kopi yang mengendap di bawah
saat itulah perpisahan antara kami
melanjutkan kehidupan dan rutinitas masing-masing


akankah ada cangkir berikutnya lagi...dengan rasa dan suasana yang berbeda...

Minggu, 01 April 2012

miracle of germ

menanam benih dalam suatu media tanah yang terjadi pada suhu yang tidak dianjurkan
mengakibatkan kerusakan pada sel dalam benih tersebut sehingga merubah siklus kehidupannya

saya bukan orang yang mengetahui dalam bidang ini
namun saya ingin mengetahuinya sehingga saya dapat merasakannya dan memahaminya

hhhahaahhh......
semua membungkam seakan saya tidak mengerti apa maksud mereka
walau kadang keadaan yang seperti ini yang saya inginkan 
namun terkadang saya juga tidak rela menerimanya

saya sadar
saya tidak berkewajiban menerima semuanya
namun hal ini adalah hak saya 
sebagai salah satu bagian dari lingkaran penuh ini 

Bersama Kawan

Pantai Kuwaru, Bantul, DIY, Indonesia

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang ada di pulau Jawa dengan luas sekitar 3.185, 80 kilometer persegi. Dengan luas area yang tidak besar bila dibandingkan dengan provinsi sebelahnya, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Yogya atau Jogja biasa orang menyebutnya, memiliki keragaman bentuklahan, budaya, dan makanan. Tak heran bila Jogja menjadi tujuan wisata di Indonesia yang banyak digemari baik dari turis lokal maupun mancanegara. 
Tidak jauh dari kota Jogja, tepatnya di sebelah selatan yaitu di kabupaten Bantul, terdapat pantai dengan yang ditumbuhi oleh pohon cemara udang. Tepat di sebelah timur pantai Pandansimo. Pantai Kuwaru merupakan pentai di Bantul yang sudah mulai dikenal oleh banyak orang.
Awalnya pantai ini bersih, dan sepanjang pantai yang ditanami pohon cemara udang menambah sejuk dan nyaman berkunjung di pantai ini. Sangat cocok digunakan untuk wisata keluarga, karena kebetulan pantai Kuwaru juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI). Disediakan beraneka macam makanan laut mulai dari ikan layur, tongkol, udang, kepiting, cumi-cumi, dan kerang (walau kadang didatangkan dari pantai utara). Ada beberapa tempat sampah di sediakan di pantai ini, namun sayangnya wisatawan kurang peka dan membuang sampah sembarangan. Alhasil ada beberapa spot yang terlihat kurang enak dipandang karena banyaknya sampah yang berserakan.
Namun sekarang setelah saya berkunjung lagi ke pantai Kuwaru ini, nampaknya sudah ada beberapa perbaikan. Untuk menarik pengunjung ada beberapa hiburan dan aneka permainan. Adan arena ATV, dan beberapa permainan anak seperti kolam-kolam kecil, mandi bola, dan kereta mini. Pantai Kuwaru memang menyajikan keindahan pantai saja, karena kondisi pantainya yang agak curam sehingga tidak diijinkan untuk mandi (maklum pantai selatan Jawa). Warung-warung di sepanjang pantai pun mulai rame. Mereka menjual aneka minuman hanat dan dingin dari kopi, minuman bersoda, hingga kelapa muda. Untuk makanan mereka menyediakan indomie rebus atau goreng, dan aneka snack. Hampir setiap warung di sepanjang pantai menyewakan tikar untuk kita berteduh di bawah pohon cemara udang sambil menikmati pemandangan pantai Kuwaru. Bagi anda yang ingin mencicipi aneka macam sea food maka anda dapat membeli ikan di TPI atau langsung pesan di warung makan. Setiap warung mematok harga masaknya Rp 8.000,- perkilo nya untuk masakan apa pun. Ditambah nasi putih dan sambal serta lalapannya yang rata-rata harganya Rp15.000,- per bakulnya (untuk 4 orang). Dijamin anda akan puas menyantap makanan laut plus pemandangannya yang indah. Dihari-hari libur seperti minggu atau hari besar biasanya disediakan hiburan musik dangdut.
Retribusi yang murah, dan akses yang mudah dan dekat dari kota Jogja sekitar 29 km dari Jogja membuat pantai ini patut didatangi. Pemandangan perkotaan berganti persawahan yang luas di daerah Bantul hingga mendapatkan pemandangan pantai dengan pohon cemara udangnya yang memperteduh pantai Kuwaru ini.

Sabtu, 31 Maret 2012

Suaramu Strata Soialmu


Strata sosial dapat ditunjukkan dari seberapa keras anda ketika berbicara dengan orang lain..Dapat juga dilihat dari bahasa yang anda gunakan. Ini adalah tulisan yang saya buat bukan untuk membicarakan mengenai suku, agama, ras. Ini hanyalah persepsi saya selama bergaul dengan teman-teman dan orang yang baru saya kenal.
Setiap tahun Yogyakarta tidak pernah sepi akan pendatang baru, entah itu turis atau pun orang yang akan mengadu ilmu ke kota pelajar ini.
Bukan dari karakter atau daerah asal mereka saya mengamati, tapi saya mengamati dari besar kecilnya suara yang dia ucapkan.
Ada golongan orang yang memiliki suara yang keras, kita sebut golongan pertama. Bahkan ketika dia berbicara di dalam ruang 4m x 4m dengan tatap muka langsung (ngobrol bareng di dalam ruang kos), suaranya mampu terdengar dari jarak minimal 3 meter atau lebih. Golongan ini termasuk orang-orang dari kelas menengah. Bisa dikatakan mereka dari keluarga yang sederhana, kecukupan, tapi tidak lebih. 
Golongan orang kedua adalah orang-orang yang ketika berbicara suranya hanya dapat didengar oleh orang yang ada di dalam satu ruang saja (asumsi ruangan 4m x 4m). Kemudian kalau ruangan ini adalah kos-kosan maka kamar disebelahnya masih dapat mendengarkan namun kurang jelas. Golongan yang seperti ini adalah kaum atas. Golongan orang-orang kaya dan terhormat. Bahkan di kehidupan sehari-harinya dia pantang untuk berteriak.
Golongan orang yang terakhir adalah orang yang ketika berbicara, suaranya mampu di dengar oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan bersamanya dan memperhatikannya (dengan asumsi yang sama seperti sebelumnya yaitu kamar 4m x 4m). Namun kamar sebelahnya tidak mampu mendengarkan suara orang ini. Nah golongan orang ini adalah orang yang sedang berpacaran*loh:p. Salah, maksudnya adalah orang dari kelas rendahan yang memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mengakui menjadi golongan orang yang tidak mampu, jadi susah untuk berbicara.
Golongan pertama biasanya memiliki standar pendidikan yang lumayan yaitu tingkat SMAdan sederajat, D3, S1, atau yang belum lulus. Sedangkan golongan orang kedua adalah orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yaitu minimal S1. Sedangkan golongan orang ketiga adalah orang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, bahkan yang putus sekolah.

Sekali lagi tulisan ini hanyalah lelucon biasa, yang dapat dijadikan menjadi hiburan yang kurang menghibur semata. 

Selasa, 20 Maret 2012

ke luar negeri bukan suatu kebanggaan apabila kita tidak dapat melihat sisi menariknya negeri kita sendiri

Suatu kebanggaan sendiri apabila kita dapat kuliah nyampe ke luar negeri. Seperti pepatah tua yang mengatakan belajarlah sampai ke negeri cina. Usia berapa pun yang namanya belajar ya belajar. Terus dan terus. Sebenarnya apa sih yang membuat bangga kuliah ke luar negeri?Apakah untuk kesombongan?Berkata kepada teman-teman seangkatannya "hei aku sudah ke luar negeri loh..kalian masih di Indonesia saja.Yang nggak menarik dan nggak maju-maju." atau upload foto dan update status..i am at amsterdam,dll.

Bolehlah berbangga diri bisa kuliah di luar negeri. Bisa belajar dari akademis yang mungkin jauh lebih baik daripada di Indonesia. Tapi ya jangan terus bersikap sombong. Justru itu adalah kesempatan emas kita untuk menggali lebih dalam lagi banggsa kita dan berusaha mempromosikan hal-hal positif dari bangsa kita Indonesia. Dengan belajar ke luar negeri adalah salah satu cara agar kita dapat memajukan bangsa kita.

Apakah tidak malu, banyak sekali orang luar Indonesia belajar di negeri kita. Mereka mempelajari budaya kita,  perilaku kita yang terkenal dengan keramah tamahannya. Mereka takjub dengan bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya dan keindahan alamnya. Dari Indonesialah mereka belajar sehingga memperoleh inovasi yang menajubkan di ilmu pengetahuan.

Sedangkan kita yang orang Indonesia asli, justru banyak yang melupakan seperti itu. Kita lupa bahwa kita memiliki norma-norma dan adat istiadat yang harus kita junjung tinggi. 

Dalam tulisan ini saya hanya sedang mengumpat salah dua teman saya yang tidak pernah melihat Indonesia sebagai negara yang modern dan memiliki kekayaan alam serta keanekaragaman budaya. Mereka tidak pernah tau bahwa setiap tempat di Indonesia ini adalah unik dan menarik. Yang mereka tau adalah kini mereka dapat S2 ke luar negeri dan berkata kepada dunia bahwa "kita merasakan keju, kita bisa ke Perancis, Belanda, dan sekitarnya hanya dengan satu visa, dan disini serba dingin, makan keju. Tak lagi makan nasi atau pun ketela, tak lagi bersama orang-orang udik(red-Indonesia). Itu mereka katakan setelah belum satu bulan tinggal di negeri seberang sana.

Awalnya saya senang dan bangga juga karena memiliki teman yang dapat belajar ke luar negeri. Namun setelah membacara coment-mereka terus terang saya miris melihat manusia yang tidak bersikap sebagaimana mestinya di tahap mahasiswa. Ke luar negeri bukannya lebih pindar namun kelakukan malah menurun.

Hal ini justru membut saya semakin semangat lagi untuk mengunjungi banyak daerah di Indonesia. Memiliki 17ribu pulau dengan karakteristiknya sendiri-sendiri. Akan kukunjungi dan aku pelajari dari alamku sendiri dari Sabang hingga Merauke.