Rabu, 29 Februari 2012

Kini engkau adalah sampah yang sudah tidak dipedulikan lagi...

"Naik kereta api..tut..tut..tut..
Siapa hendak turut,
ke Bandung, Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma,
Ayo kawanku lekas naik
keretaku tak berhenti lama"
(lagu anak-anak jaman dahulu yang sering saya nyanyikan)

Tanpamu waktu menjadi sangat lama, namun kini kau hanyalah sampah yang tak pernah dijamah.

Ingat film sang pencerah???Dimana ada seorang kyai beserta santrinya dari Magelang yang bertandang kekediaman Ahmad Dahlan. Ketika itu beliau naik kereta. Ya, kereta lokomotif yang menghubungkan Jogja-Magelang.

Kereta api itu kini sudah dimuseumkan, dan tidak banyak orang tahu akan sejarahnya. Setelah sepeda motor menjamur di Yogyakarta, jarak Jogja-Magelang jadi terasa semakin dekat. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih sekitar 1 jam saja. Kendaraan umum Jogja-Magelang pun sewaktu-waktu ada. Kini yang dapat bercerita akan sejarah masa lalu itu adalah rel kereta api, yang mulai diacuhkan.

Rel kereta api jurusan Jogja - Magelang ini selain kereta pengangkut orang, lebih sering dilewati kereta pengangkut gula dari pabrik Madukismo.

Sekarang rel kereta api yang merupakan saksi bisu dari bagian sejarah masa lalu itu pun dapat anda lihat di sepanjang jalan Bantul (sebelah barat), di kompleks perumahan Madukismo, dan juga di Jalan Mangkubumi (tugu Jogja ke selatan). Rel KA yang dijalan Mangkubumi mungkin kalo anda tidak jeli tidak dapat terlihat, karena sudah ditutup oleh aspal. Rel KA itu membentang dari utara ke selatan yang tidak seluruhnya dapat terlihat, karena sudah tertutup tanah atau bangunan warung.

Dari rel KA itu menceritakan banyak peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Perjalanan hidup seorang lelaki...

Lelaki di sudut gerbong itu terlihat sudah sangat tua, namun semangat dan gaya berceritanya tidak kalah dengan yang lebih muda 20 tahunan dari dia. Matanya yang memandang lurus ke depan memperlihatkan keoptimisan dia dalam menjajalani kehidupan. Kerutan di dahi dan beberapa di sudut mata menandakan pengalamannya yang begitu luas. Badannya yang tegak tanpa tongkat penopang untuk seukuran dia adalah kejantanan dari seorang laki-laki. Disampingnya ditemani oleh sebotol air mineral dan segelas kopi dengan rangsum yang sepertinya telah disiapkan oleh isterinya sebagai bekal selama dia diperjalanan.

Lelaki itu telah menarik hati saya untuk menemaninya kala malam itu. Kebetualan tempat duduk di depannya kosong, dan langsung saya meminta ijin kepada beliau untuk duduk di depannya. Lelaki tua itu mempersilahkan saya untuk duduk di kursi depannya dengan ramah. Sekitar kurang lebih dua menit bertatap muka dan terdiam selama lima menitan, maka saya memberanikan diri untuk membuka suatu percakapan. Ternyata lelaki itu bernama Pak Mohadi yang usianya sekitar 60-65 tahun. Hal ini saya perkirakan dari fisik dan cerita-ceritanya tentang jaman penjajahan.

Masih inget postingan saya sebelum ini khan, tentang cerita di dalam kereta api. Nah sekarang saya mau cerita pengalaman saya ketika naik kereta api Progo tujuan ke Jakarta. Bertemu dengan pak Mohadi yang sudah saya ceritakan di awal tadi.

Langsung kembali ke Pak Mohadi ya. Beliau berasal dari Purwokerto, dan sudah sejak 12 tahun belakangan ini selalu mengadakan perjalanan ke Bekasi setiap dua minggu sekali. Misi pak Mohadi ini adalah mengantar barang dagangannya yang berupa kripik dan makanan ringan. Ada kripik dari ubi manis, kripik singkong, dan lanting yang dia buat sendiri bersama isteri dan tujuh orang pegawainya.

Kripik-kripik buatan pak Mohadi ini disetor ke Bekasi yang sudah menjadi langganan tetapnya. Usahanya ini sudah dia rintis semenjak pertengahan tahun 1997 dengan mengolah singkong dan beras hasil pertaniannya. Awalnya  beliau menyetor kripik-kripiknya ke warung-warung dekat rumahnya dan oleh isterinya kadang dititipkan ke pasar. Hingga keberuntungan mulai berpihak kepadanya setelah dua  setengah tahun kemudian. Salah seorang anaknya yang berdomisili di Bekasi membawa kripik buatan pak Mohadi, saat sedang mudik ke Purwokerto. Sesampai di Bekasi  dibagikan kripik-kripik tersebut pada teman-teman kantornya.  Banyak yang menyukai kripik buatan pak Mohadi, sehingga banyak dari teman-teman anaknya ini yang nitip ketika anaknya hendak mudik ke Purwoketo. Akhirnya dari mulut ke mulut mulai banyak yang tahu, sampai pemilik warung yang ada di kantin tempat dia kerja pun mulai penasaran. Akhirnya pemilik warung tersebut memesan dalam jumlah yang banyak. Karena pasokan banyak, maka pak Mohadi akhirnya berangkat ke Jakarta sendiri untuk mengantarkan dagangannya. Beliau sengaja membawa lebih banyak lagi  sambil mencari pelanggan yang baru .  Hingga kini beliau selalu hilir mudik ke Bekasi kurang lebih dua minggu sekali.  Saya sempat bertanya kepadanya waktu itu, kenapa tidak dikirim saja, atau meminta pegawainya untuk mengantar kripik-kripik tersebut ke Bekasi. Jawaban pak Mohadi sambil sedikit bercanda menyatakan bahwa dengan mengantarkan kripik itu sendiri beliau dapat sekalian jalan-jalan . Jadi ada alasan untuk naik kereta. Begitu kurang lebih yang disampaikan beliau.   Isterinya dirumah membuka warung makanan ringan, dan mengkoordinir proses produksi kripiknya .

Satu hal yang saya senangi di dalam gerbong kereta  karena kita akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan, dan berbagai tingkatan sosial. Setiap orang memiliki tujuan yang bermacam-macam pula.  Hal ini membuat saya belajar bahwa kita tidak sendirian, kita tidak berada  di posisi terbawah maupun keatas. Ada keramahan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia, yang membudidaya dan susah untuk dihilangkan. Perjalanan yang jauh akan memberikan kita banyak pengalaman dan pengetahuan baru dari orang-orang yang baru saja kita kenal. Tidak perlu berfikiran negatif, takut-takut kalo dikasih makan orang baru ternyata sudah dikasih obat, takut kalo ada barang kita yang akan hilang kalo kita berkomunikasi dengan orang baru. Asalkan kita tetap waspada dan terbukalah kepada semua orang dengan bergaul secara positif.

Jumat, 24 Februari 2012

Ketika kereta api adalah saksi bisu dari perjalanan hidupnya.....

Gerbong kereta itu menyimpan banyak cerita......
Dencitan rem yang sangat khas dan deru lokomotif yang selalu terdengar setiap menaiki gerobak besi yang ditarik oleh mesin tersebut. Tak lupa disertai oleh suara klakson atau bel yang sangat nyaring ketika hendak berhenti di setiap stasiun. Lalu lalang pedagang asongan yang kontan meramaikan gerbong kereta api. Gerobak besi yang dijalankan oleh masinis itu melaju dengan cepat. Bahkan mobil presiden pun harus berhenti ketika ada kereta api yang mau lewat. yak, kereta api adalah kendaraan umum yang saya sukai.

Teringat kata senior saya di Mapagama. Saat itu saya dan tim saya sedang presentasi hendak berkegiatan di Pulau Lombok. Bahasan waktu itu adalah mengenai transportasi. Berhubung tim kami berjulah lima orang perempuan dengan lama kegiatan sekitar satu bulan. Banyak dari teman-teman Mapagama yang menanyakan transportasi apa yang kami pilih agar tidak ribet dan nyaman dengan barang bawaan yang setiap orang membawa satu carier penuh dengan berat rata-rata 20 kg dan daypack sekitar 6-9 kg. Mereka menyarankan kami, untuk menggunakan kendaraan yang nggak putus-putus dan nyaman seperti pesawat atau bus yang langsung sampai Mataram. Satu diantara yang datang pernah mengatakan kepada kami yang kurang lebih kata-katanya begini :"Saya tau uang kalian cukup untuk membayar tiket pesawat. Dan perjalanan pun akan lebih cepat. Kalian bisa save tenaga kalian, karena waktu istirahat di sana lebih lama sebelum acara kalian di sana dimulai. Tidak perlu repot menenteng-nenteng barang bawaan yang berat setiap orangnya. Tapi tidakkah kalian berpikir. Jika kalian naik kereta api, maka banyak sekali cerita yang dapat dibagikan untuk anak cucu kalian...", begitu dia berkata kepada kami.

Dan memang benar kata senior saya itu. Disamping banyak cerita di setiap gerbongnya, biaya pun menjadi lebih murah. Untuk masalah keamanan, kami dapat bergantian menjaganya.

Ini adalah bagian yang saya sukai dari naik kereta api, terlebih kereta ekonomi.  Kotak besi panjang yang berjalan itu membawa kita ke dalam imajinasi masing-masing. Pemandangan yang monoton pada waktu naik bus tidak akan didapatkan ketika kita naik kereta api. Melewati pedesaan yang tenang, persawahan, perumahan, merasakan matahari terbit dan kesegaran alami pada pagi hari. Dari stasiun satu ke stasiun berikutnya selalu memiliki cerita yang berbeda-beda.

Memang sih, begitu kita keluar dari kereta, badan kita bau korosi besi. Tetapi tetaplah tidak sebanding dengan cerita yang dialami waktu itu.

Suatu ketika saya pergi ke Malang bersama dua teman saya menggunakan KA ekonomi Matraremaja jurusan Jakarta-Malang. Ini kedua kali saya naik KA Matraremaja yang selalu penuh akan penumpang dan pedagang. Kita harus cepat-cepatan mencari tempat duduk Sayang sekali waktu itu, kursi kosong itu sedang tidak berpihak kepada kami. Alhasil saya dan dua teman saya memutuskan untuk duduk di sambungan gerbong kereta. Dan merupakan pilihan yang tepat karena tidak perlu bolak-balik memberikan jalan kepada para pedagang yang lewat, dan harus berdiri selama kurang lebih 8 jam itu. Disambungan gerbong pun duduk kami harus berimpit-impitan karena harus berbagi dengan penumpang lainnya yang nasibnya sama dengan kami.

Perjalanan yang cukup jauh memungkinkan kami untuk mengobrol dengan penumpang lainnya. Kami berkenalan dengan Bapak Yadi (nama tepatnya saya lupa). Pak Yadi adalah pelanggan tetap Matraremaja. Setiap minggu pak Yadi selalu pulang ke Malang menengok anak dan isterinya. Beliau kerja di Semarang. Pak Yadi adalah satpam di salah satu pabrik (saya lupa nama pabriknya) yang ada di Semarang. Ketika masih muda pak Yadi pernah melamar menjadi angkatan darat atau sering orang menyebutkan tentara. Namun tidak diterima dengan alasan yang tidak disebutkan olehnya. Ketika memiliki keluarga, pak Yadi harus mencari pekerjaan yang tetap. Awalnya pak Yadi pernah bekerja di Jakarta dan menetap kurang lebih dua setengah tahun. Kerasnya Jakarta membuat pak Yadi beralih tempat hingga beliau berkenalan dengan seorang temannya di dalam kereta. Setelah mengobrol singkat dengan pak Yadi, orang tersebut menawarinya untuk menjadi satpam di sebuah pabrik makanan kecil yang ada di Semarang. Pak Yadi bekerja seminggu 4 hari jadi setiap hari jumat-minggu pak Yadi selalu menyempatkan diri untuk pulang ke kota asalnya di Malang. Pernah waktu itu saya bertanya kepadanya, kenapa tidak mendirikan rumah atau ngontrak saja di Semarang daripada bolak-balik Semarang-Malang. Katanya perjalanan naik kereta api ini adalah suatu hal yang mengubah hidupnya menjadi lebih baik, jika dia punya rumah di Semarang, maka kesempatan naik kereta api akan sangat jarang sekali. Disamping itu, katanya lagi, anak-anaknya sudah besar. Yang paling kecil sudah SD kelas V dan yang paling besar SMA kelas 2. Jadi kasihan kalo harus pindah sekolah. 

Cerita hidup dari balik gerobak besi ini begitu melekat di hati pak Yadi. Bagi Pak Yadi kereta api adalah bagian dari hidupnya yang harus selalu diingat. Beliau memiliki satu isteri dan 3 orang anak. Tidak hanya pekerjaannya sebagai satpam yang dia dapatkan di kereta api. Namun isteri yang selama ini sudah melahirkan tiga orang anaknya ini juga didapatkan di kereta api. Waktu itu pak Yadi hendak pergi ke Jakarta dari Malang, bertemu dengan seorang wanita yang pada saat itu hendak ke Jakarta pula untuk mengadu nasib. Istrinya adalah orang Madiun. Tidak sengaja waktu itu pak Yadi duduk berhadap-hadapan dengan buk Lastri(bukan nama yang sebenarnya-karena pak Yadi tidak menceritakan siapa nama isterinya itu)*biar lebih mudah ada ceritanya:p,, yang kini menjadi istrinya. Ternyata bu Lastri baru saja tamat dari SMK dan hendak merantau ke Jakarta bersama kakaknya yang memang sudah menetap di Jakarta. Bu Lastri melamar pekerjaan sebagai pegawai pabrik di daerah Tangerang, dan mendapatkan kontrak kerja selama dua taun. Perjalanan dari Madiun - Jakarta pun bukan waktu yang singkat. Pertemuan pertama tersebut sudah membuahkan obrolan yang sangat luas dan beragam. Di Jakarta pak Yadi dan bu Lastri sempat berkomunikasi lewat sms, dan pernah janjian untuk pulang ke kampung halaman bareng. Berawal dari situlah romansa keduanya terjalin. Hingga sekitar satu tahun setengah pak Yadi memberanikan diri untuk mengajak bu Lastri menemui keluarganya di Malang yang sekaligus melamarnya. Pada waktu itu bu lastri masih bekerja di sebuah pabrik, dan pak Yadi menjadi kuli angkut di Jakarta. Setelah memiliki anak setahun kemudian, bu Lastri pun keluar dari pekerjaannya dan tinggal di Malang. Kini setelah pak Yadi menjadi satpam, beliau dapat memperbaiki rumahnya di Malang dan dapat membuka sebuah warung kelontong.

Tidak hanyan cerita dari penumpang lain, namun ada juga peristiwa-peristiwa unik da baru yang saya sapatkan ketika naik kereta ekonomi. Ada juga teman saya yang ketika dia katakanlah sedang galau selalu pergi ke stasiun kereta api. Bahkan pernah dya sampai membeli tiket kereta api hanya sekedar ingin menikmati perjalanan kereta api. Baginya di dalam kereta api memberikan hiburan tersendiri untuk mengobati ke-galau-annya itu. 

Yang selalu teringat adalah ketika kami akan berkegiatan ke luar Jogja misalnya naik gunung ke Gede Pangrango atau manjat di Malang. Di dalam kereta kami harus gantian tidur hanya untuk mengawasi barang-barang kami yang super besar, yang biasanya di taroh di pojokan gerbang dekat kamarmandi. Hal ini dikarenakan tempat buat barang di atas tempat duduk sudah tidak muat lagi.

Sayangnya keunikan-keunikan itu jarang kita dapatkan sekarang ini, karena adanya kebijakan baru. Sekarang baik itu kereta api ekonomi tidak dapat membeli tiket langsung. Tidak ada  yang berdiri karena hanya memiliki tiketk tanpa tempat duduk. Tidak ada lagi duduk berhimpit-himpitan di sambungan gerbong. Tidak ada lagi yang tidur di bawah kursi dengan alas koran karena alasan tidak mendapatkan tempat duduk Dan ketika hendak naik kereta api ekonomi kita harus memesan tiket paling tidak seminggu atau tiga hari sebelumnya. Disamping itu kenaikan harga tiket kereta api ekonomi yang hampir setara dengan kereta bisnis. 

Tempat yang menjadi favorit saya dan teman-teman adalah berada di ujung gerbong atau gerbong paling belakang ketika matari terbit (arah kereta ke barat) atau ketika matahari terbenam (arah matahari ke timur). Suatu pemandangan yang menakjubkan yang selalu diabadikan melalui foto. Kemudian kesenangan mendengarkan teriakan pedagang dari ujung gerbong terdengar lantang. Dan itu mereka lakukan terus menerus selama berada  di dalam kereta api untuk menjajakan dagangannya supaya laku. Pengamen-pengamen yang selalu memiliki laku-laku yang khas, kadang mereka ciptakan sendiri. Sesuatu yang berbeda menurut saya yang tidak didapat di kendaraan mana pun kecuali kereta api.

tips menghabiskan akhir minggu

Sibuk dengan rutinitas setiap hari??kuliah, pacaran, ngantor, sekolah. Apapun itu yang membuat kegiatanmu semakin monoton. Dan weekend pun tidak ada kegiatan yang menyenangkan..

Nih ada tips yang bikin hidupmu lebih berwarna..Untuk weekend yang berbeda mungkin dapat diagendakan camping ceria. Berikut tips dan trik camping ceria yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
Di pantai sawangan, Gunung Kidul
Camping ceria
Selalu agendakan berkegiatan ditiap hari liburmu...Biasanya kita punya waktu libur hari sabtu dan minggu. Alternatif berkemah atau camping bareng temen-temenmu bisa jadi alternatif yang oke buat refresh kembali otak dan syaraf-syarafmu yang kaku. Tempat nggak masalah, yang penting kemasan acaranya yang harus menarik. Ada beberapa kriteria tempat camping yang cocok dan menyenangkan, seperti lokasi camping ground yang cocok. Nah  beberapa tempat yang bisa dijadikan alternatif buat berkemah ria bareng kawan-kawanmu antara lain adalah gunung atau pegunungan, pantai, perkotaan. Gunung atau pegunungan memiliki udara yang menyegarkan dan hawanya yang dingin sehingga banyak orang yang memilih tempat ini. Tempat favorit saya adalah di lereng selatan Merapi, tepatnya di dekat desa Kinahrejo (desa alm mba Marijan/juru kunci Gunung Merapi) dan juga di lereng Merbabu desa Selo. Yang menarik dari mbebeng adalah suasana sepi dimalam hari, dan anda dapat menyaksikan kota Yogyakarta di malam hari ditemani oleh purnama dan wedhang gedang (minuman khas) yang dapat membuat badan menjadi hangat. Sedangkan di Selo yang menarik adalah di pagi dan siang hari ketika anda berada di savana Selo yang luas dan menakjubkan. 

Nah untuk yang daerah pantai, saya sarankan untuk mencari pantai yang tidak terlalu ramai pengunjung. Atau anda dapat mengeksplor pantai baru yang dekat dengan tempat tinggal anda. Biasanya saya dan teman-teman sebelum berkegiatan selalu mencari tau dimana tempat yang menarik dari temen-temen yang pernah kesana. Kemudian daya membuka google earth dan mencari jalan yang sesuai (karena biasanya pantai yang belum jadi obyek wisata, jalannya belum bagus). Setelah itu langsung didiskusikan bersama teman-teman dan berangkat sesuai hari yang telah disepakati. Selain pemandangannya yang bagus, anda juga dapat bermain air atau mandi di pantai. Yang biasa dilakukan adalah foto dengan background sunrise atau sunset.
Dikebun rumah pun tidak masalah, yang penting acaranya
Berkemah atau camping pada dasarnya adalah tidur menggunakan tenda dan tidak di dalam rumah. Tidak hanya pantai dan gunung yang menarik untuk ber-camping. Daerah perkotaan pun dapat dijadikan alternatif tempat untuk melakukan camping. Misalnya saja di atas gedung, di lapangan rumput, di belakang rumah/ kebun, dan bahkan dapat juga di depan rumah. Mungkin waktu kita yang terbatas atau cuaca yang kurang mendukung untuk melakukan perjalanan yang jauh, maka alternatif tempat ini menjadi pilihannya. Disamping lebih murah, barang - barang yang dibutuhkan pun tidak susah untuk mencarinya.

Dimana pun dan kapan pun itu, camping dapat dilakukan asalkan acaranya menarik. Misalnya saja pancake party, barbeque, dan lain-lain. Kalo biasanya kita bakar-bakar jagung, roti, sate, ikan, maka kita bikin makanan spesial yang lainnya. Yang tidak biasanya, misalkan saja bikin aneka macam pancake. Intinya bikin  acara masak-memasaknya menjadi seru dan berbeda. Camping biasanya selalu ada api unggunnya. Nah kalo kamu tidak suka dengan api unggun (dari konservasi juga sebaiknya tidak perlu), maka dapat kamu ganti dengan membuat api dari obor atau dari botol-botol kecil yang dikasih minyak tanah. Lebih dramatik kalo dibilang dan lebih beda. Disamping itu, perlu diingat tidak cuma logistik dan konsumsi saja yang harus diperhatikan. Bisa bikin regge party, dance together, atau permainan-permainan apa pun itu yang seru dan tidak biasa. Tidak kalah penting lagi adalah kostum yang telah disepakati. Bisa bikin sesuatu yang tidak lazim namun tidak mengandung resiko. Semua tergantung dari kemasan yang akan kalian bikin. Apapun itu, dimana pun dan kapan pun tidaklah penting. Yang penting adalah dengan siapa dan bagaimana kita pergi atau berkegiatan. 

Dan yang harus selalu diingat adalah jangan pernah mengambil apapun kecuali gambar atau foto, tidak meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki, dan jangan membunuh apapun kecuali waktu.

Rabu, 22 Februari 2012

Makanan dan makanan

Jalan-jalan ke Jogja tidak lengkap bila melewatkan wisata kuliner. Tak hanya wisata budaya, wisata alam, dan wisata baharinya yang terkenal, namun kuliner di Jogja sangat lengkap mulai dari masakan Indonesia bagian barat hingga ujung timur. Berikut ini adalah makanan - makanan yang saya rekomendasikan untuk menjadi tujuan kuliner di Jogja. Tentunya makanan yang saya share disini adalah makanan favorit saya karena rasanya yang super enak dan harganya yang relatif murah. Silahkan dijadikan alternatif tempat makan di Jogja :

Oiya tidak ada urutan ya....jadi mana aja enak kok. Dan harga makanan di bawah ini sekitar Rp 5000,00 - 20.000,00 aja.Yuk mari...

Bakso Arema
Kebanyakan penyuka makanan satu ini adalah wanitia (kurang tau alasannya apa), karena bakso adalah makanan favorit saya. Makanan yang berasal dari Malang ini begitu tersebar luas di setiap sudut kota Jogja. Tapi ada warung bakso favorit saya yang layak anda coba. Bakso urat Arema di depan Rumah Sakit dr. Yap, Jl. Diponegoro. Kalau dari arah utara yaitu dari Bunderan UGM anda bisa ke selatan, di timur jalan. Jangan dilihat dari segi warungnya yang merupakan warung tenda kecil. Jika anda kesana pada jam makan siang, pasti anda akan berebut tempat duduk dengan konsumen lainnya. Harganya relatif murah yaitu cukup dengan Rp 7000,00 anada dapat menikmati bakso urat dan bakso daging sapi dengan pangsit dan bakso gorengnya. Warung bakso ini buka dari pukul 10.00-habis (biasanya sore sudah habis). 

Oseng-oseng mercon
Bagi anda penyuka pedas, jangan lewatkan makanan yang satu ini. Oseng-oseng mercon yang saya rekomendasikan ada dua. Pertama di jalan Ahmad Dahlan sebelah barat Malioboro. Berjejer warung oseng-oseng mercon. Cari aja warung oseng-oseng mercon mbak Bella depan halte trans Jogja Ahmad Dahlan. Kedua adalah warung makan Ponorogo di terminal Condong Catur. Warung oseng-oseng mercon biasa mulai buka pada sore hingga malam hari. Cocok untuk makan malam. warung makan ponorogo ini tidak hanya menyediakan oseng-oseng mercon saja, namun juga ada banyak sekali menu yang dapat anda pilih. Menu andalan saya adalah sate kambing ponorogo (Rp 9000,00) dan tengkleng ayam (Rp 8000,00). 

Sate Klatak
Terletak di depan pasar Imogiri lama, dengan harga sekitar 13.000 rupiah dengan daging yang empuk dan nikmat. Selain sate klatak, sebaiknya anda memesan juga gulai balung yang super mantap dengan harga yang sama. Inget ya, beli yang di depan pasar imogiri lama setelah pukul 18.30 wib karena bukanya emang malam.

Gudeg batas kota
Tenang mau jam berapa pun mencari makanan di Jogja pasti mendapatkannya. Gudeng batas kota tepatnya di Jalan Afandi atau di Jalan Gejayan depan pasar Demangan ada warung yang menyediakan ramesan. Buka malam hari hingga dini hari. Makanan dapat dipilih sendiri pake sayur atau lauk yang mana. Harga relatif murah mulai dari 4000-an hingga 15000-an sudah sama minumnya.

Gulai tikus
Jangan dikira gula daging tikus ya. Ini adalah gulai kambing yang berada di tikungan persis perempatan Tugu Jogja, makanya di sebut gultik alias gulai tikungan, sehingga banyak orang-orang yang menyebutnya sebagai gulai tikus. Harganya pun nggak perlu diragukan lagi, sekitaran 6500 - 9000-an.

Sate Sapi lontong sayur
Anda dapat mengunjungi jogja bagian barat, lebih tepatnya adalah di jalan godean. Tepatnya adalah di jalan munggur atau depan warung sate munggur. Sate sapi dengan lontong sayur ini sangat nikmat disantap di malam hari dengan jumlah sate sekitar 10 tusuk. Disediakan kuah yang rasanya cukup unik, yaitu berasa manis, asin, asem, dan pedas. Harganya sekitar 11000-an sudah termasuk minum teh anget.

segitu dulu deh..untuk minuman nanti aja ya disambung lagi..

Selasa, 21 Februari 2012

terpukau akan keindahan ulen sentalu

susana adem nyaman buat membaca
Jalan-jalan ke kaliurang jangan pernah melewatkan musem yang satu ini...kalo dari arah Yogyakarta ikutilah jalan kaliurang hingga tugu udang. Dari tugu udang, anda dapat mengarahkan setir ke kiri atau ke barat, mengikuti jalannya dan ada plang Museum Ulen Sentalu.

Museum yang resmi dibuka tahun 1997 ini memiliki keunikan tersendiri bagi saya waktu pertama kali datang. Disediakan dua macam guide yaitu guide berbahasa indonesia dan satu lagi berbahasa inggris, dan sudah ada jam-jamnya di setiap harinya kecuali senin tentunya. Jadi jangan takut untuk tidak dapat masuk, karena selalu ada gide yang akan mendampingi selama mengunjungi ruangan ini.

bangunan ini mirip kayak bangunan di Belanda
Nama ulen sentalu sendiri merupakan kependekan dari kata ulating blencong sejatining tataning lumaku, yang kalo dibahasa indonesiakan kurang lebih pelita kehidupan sejati bagi jalan hidup manusia. Berisi cerita mengenai kraton Mataram, yang didominasi oleh koleksi putri dari kraton Mataram, baik kraton Ngayogyakarta, Surakarta, Pakualaman, maupun Mangkunegara. Disini anda akan melihat pakaian, motoif batik yang membedakan antara Surakarta dengan Yogayakarta.

Keunikan dari museum ini adalah ketika anda memasuki ruang demi ruang, yang sebenarnya dibedakan menjadi 7 ruang. Ruangan tersebut antara lain adalah ruang selamat datang, ruang seni tari dan gamelan, gua sela giri, dan lima ruang di kampung kambang.

Ruang selamat datang sudah jelaslah bahwa ini adalah ruangan selamat datang. Kemudian memasuki ruang seni tari dan gamelan berisi gamelan dan beberapa lukisan tari. Dari ruang seni tari dan gamelan anda akan diajak memasuki ruang gua sela giri. Maksud dari nama gua sela giri ini adalah gua yang berdinding batu gunung (yaitu dari G. Merapi). Ruangan ini berupa lorong memanjang, dengan barang-barang yang dipamerkan berupa lukisan tokoh-tokoh dinasti Mataram. Yang menarik dari ruangan ini menurut saya adalah lukisan Retno Puwoso, yang merupakan istri dari Paku Alam VII. Menariknya adalah gaya berpakaiannya yang modis. Retno Puwoso sudah mahir mendesain pakaian dan asesories, pada masa kraton Mataram dahulu.

Ruangan berikutnya adalah kampung kumbang. Kampung kumbang memiliki lima ruang pamer yaitu ruang syair untuk tineke, royal room ratu mas, ruang batik vorstendlanden, ruang batik pesisiran dan ruang batik dambaan. Beberapa yang menarik bagi saya adalah surat-surat untuk tineke yaitu putra Sunan PB XI yang memiliki nama asli adalah GRAj Koes Sapariyam. Disini anda juga akan mengetahui pakaian adat perempuan kraton Surakarta dan Yogyakarta ketika menikah.

Nah yang lebih seru lagi dari mengunjungi museum ini ketika kita hendak keluar dari museum. Anda akan mendapatkan suguhan wedang atau minuman ala puteri kraton, yang katanya dapat membuat awet muda. Nama minuman ini saya lupa, tapi rasanya seperti bajigur (minuman khas Jogja juga) yang berbahan dasar jahe, serai. Yang hangat dan segat dinikmati.

Tidak menyarankan anda untuk tidak mengunjungi museum ini ketika berada di Jogja, karena keindahan museum ini hanya dapat dinikmati ketika anda sudah membeli tiket masuknya dan masuk bersama guide. Harga tiketnya sekitar 30 ribu untuk pelajar atau mahasiswa.

jalan yang dipenuhi pepohonan

selamat datang di ulen sentalu

Senin, 20 Februari 2012

filosofi makanan...

iseng-iseng an yuk bikin filosofi dari makanan...mengenai suatu hubungan

Awalnya sih nggak sengaja lagi masak-memasak di kontrakan temenku cewek,,,namun yang punya kontrakan lagi pergi. Kita masak jam 10 malem nyampe jam setengah 2 pagi (walau sempet kena grebeg warga setempat dikarenakan aku masak bareng dua cowok tengah malam). Okeylah..dari hasil masak-memasak ini kita iseng-iseng bercanda an garing tentang suatu hubungan yang kita sangkut pautkan dengan makanan..yuk simak..

Kering Tempe
tentunya sudah tau dong. Makanan berbahan dasar tempe (ya iyalah, kalu bahannya tahu pasti namanya kering tahu). Kering tempe didominasi dengan rasa pedas dan manis, tempe yang digoreng kering trus dimasak dengan air cuka, gula jawa, dan garam menjadi lauk atau cemilan yang bertahan lama. Jadi kalo kamu menjalin suatu hubungan, sebaiknya mencontoh kering tempe.Bikinnya harus setahap demi tahap, bumbunya tidak boleh kurang atau lebih, dan harus sabar menanti. Hasilnya kering tempe pun akan bertahan lama.

Krupuk
Tentunya suatu hubungan baik seperti halnya kering tempe, namun jangan pernah memiliki suatu hubungan seperti kerupuk. Kerupuk keinjak dikit aja langsung remuk, jangankan kena air, kena angin semaleman aja udah melempem (tidak renyah lagi). Masak mau sih disamain sama kering krupuk. Emang mau dikatai "pacaran sepekan, jomblo selamanya".

Indomie
Ups..bukan mau promosi loh. Cuma mengibaratkan bahwa orang cinlok itu kayak indomie. Yang super instan, 3 menit langsung jadi. Kalo kelamaan ntar lodok, makanya begitu kenal langsung jatuh hati.

Permen karet
Lupus aja suka, apalagi aku. Diibaratkan kalo kita lagi jatuh cinta sama orang pasti serasa makan permen karet. Nggak abis-abis dikunyah, kayak cintaku padamu (awawaw)

Rujak
Tau dong rujak??Ya kayak persahabatan kita ini serasa rujak, mau manis, asem, pedes semua kita rasakan bersama. Dan hasilnya segeerrrr

Gudeg
makanan khas Yogya ini sudah banyak yang mengenal tentunya. Yup, masa-masa pedekate (pendekatan) adalah masa-masa dimana makan gudeg, terasa manis terus...Gak tau deh kalo udah jadian.hahaha

Gula-Gula (arum manis bahasa Jawanya)
arummanis diibaratkan seperti LDR (long distance relationship)-hubungan jarak jauh. Gimana enggak, kalo dilihat-lihat si ada bentuknya, lembut dan menarik. Begitu masuk lidah ilang deh tu arum manis..Tapi rasanya tetep manis. Kayak serasa pacaran semu dong. hahaha......

Kripik Maichi
keripik yang tersohor dari Bandung sono ni, terkenal kayak mulutmu yang super pedas..Kayak engkau dengan musuhmu. Semakin tinggi level semakin kerasa pedas

Bakso
Hubungan mu udah kayak bakso ya, mbulet gak ada ujung. Mending putus aja deh,,,hhoho


udah ya..kita lanjut besok lagi filosofi makanan..ntar kita bikin filosofi buah atau minuman terkait dalam suatu hubungan


Sabtu, 18 Februari 2012

Lulus bukan tujuan dari kuliah lama...

pernah dengar,,,"Tuhan bersama mahasiswa tingkat akhir"....

Tentunya ini tidak akan diucapkan bagi mereka yang lulusnya cepat, S1 lulus cumlaude dengan masa kuliah 3,5 atau 4 tahun saja...hem...
Lah emang ngapain aja sih,,kuliah kok lama-lama. Kuliah ya yang diinginkan cepet lulus, dapat gelar baru. Ya setidaknya kalo disuruh nulis namanya sudah nambah dua atau tiga huruf lah..Khan keren tu..

Tentunya setiap mahasiswa memiliki tujuan masing-masing..disini saya ingin menanyakan kepada temen-temen..apakah dengan lulus cepat semua di dapat??Emanngnya apakah tujuan kamu kuliah selama ini??

Antara takdir ataukah nasib yang akan menjawabnya, ataukah hanya kebetulan. Saya adalah salah satu mahasiswa tingkat akhir yang katakanlah sudah dua kali menunda kelulusan dan bertekad untuk lulus taun ini. HEm..bukan ingin memperolok diri sendiri..mungkin sekedar sharing aja...biar tidak merasa menyesal lulus cepat atau pun lulusnya lama. Semua itu pilihan kawan. Ini hanya sekedar asumsiku saja si. Boleh diyakini atau boleh diacuhkan..

Pertama hitung umur kita terlebih dahulu. Ingatlah bahwa kebanyakan lowongan pekerjaan akan sulit bila kita sudah di atas 28 taun,,ya paling nggak 25 taun mentok udah mulai lulus lah. Kenapa umur diperhitungkan? Kita tidak akan tau kapan kita mati. Yang kita tau adalah bagaimana menjalani hidup kita agar lebih baik dan tidak monoton. Kalo kita emang dirasa masih muda ya nikmati dulu sebagai mahasiswa. Banyak dunia baru yang belum kita eksplore.

Kedua adalah menghitung seberapa banyak pengalaman kita untuk menuju tahap kehidupan lain. Tanggung jawab untuk diri kita sendiri. Apakah kuliah itu hanyalah rutinitas kuliah, mengerjakan tugas dosen, pulang, pacaran, dan gitu-gitu aja??nah soft skill kita sudah ada belum??Lebih tepat lagi sudah terpenuhi belum??Kalo rutinitas kegiatanmu hanya kuliah, main, dan pacaran. Maka saya sarankan jangan buru-buru untuk lulus. Kembangkan dulu soft skill mu, misal dengan mengikuti unit kegiatan mahasiswa di kampusmu. Disini kamu bisa belajar berorganisasi dan mencari komunitas baru. Akan membentuk jiwa kepemimpinana, dan kemandirianmu sebagai modal menghadapi dunia bebas (istilah pasca sekolah/kuliah).

Yang ketiga, sudah banyakkah relasimu??Kadang kita harus memiliki lebih dari satu komunitas. Semakin banyak komunitas yang kamu masuki, akan semakin banyak hal baru yang kamu dapatkan. Terlebih bila komunitasmu ini luas, nggak hanya temen kampus yang satu fakultas satu jurusan. Disiplin ilmu mempengaruhi pola pikir seseorang, semakin banyak orang yang kau kenal dari multi disiplin ilmu maka semakin banyak pula ilmu yang akan masuk ke dalam otakmu. Dari sini kamu akan banyak mendapatkan link, yang tentunya akan mempermudah kamu untuk menentukan langkah hidupmu ke depan.

Yang keempat, adalah kondisi sosial dan ekonomi. Sebagai seorang mahasiswa selayaknya manusia biasa, tentu kamu tidak akan lupa dimana asalmu dan seperti apa kamu. Tentunya kamu bisa memperhitungkan pengeluaran finansial keluargamu atau kamu sendiri. Menurut saya, kuliah sama hal nya kuliah dimana tahapan kita masih dipengaruhi dan diarahkan dari bimbingan orang lain. Untuk itu pertimbangkan kondisi keuangan kita. Sekolah itu mahal cuy...

Terakhir adalah adalah kemauan. Kalo kita mau pastilah kita mampu. Dan takdir yang akan menentukannya. Namun bagiku, takdir dapat diubah. Makanya saya lebih senang menggunakan kata takdir dibanding nasib.

So...nggak perlu takut jadi bahan pembicaraan orang. Kuliah kok lama, nggak selesai-selesai. Yang perlu kita pikirkan adalah apa tujuan kita kuliah. Dan kita buktikan bahawa kita pun mampu mendapatkan gelar untuk meraih tujuan dari kuliah. Semangat kawan, bagiku yang paling dekat adalah masa depan so lets get the beat!!Kita pasti bisa

teh tarik segar dan menyehatkan

Teh tarik yang nikmat baik hangat maupun dingin

Teh tarik sudah tidak asing lagi bagi orang Aceh. Saya mengenal teh tarik dari temen orang Aceh waktu maen ke Jogja. Minuman kombinasi antara teh dan susu ini memiliki citarasa yang unik dan sudah banyak disukai terlebih di Asia Tenggara.  Cara membuatnya pun sangat mudah. Berikut ini caranya bagi yang mau mencoba membuatnya :
  • Siapkan air teh panas (teh apa pun) yang tidak ada ampasnya
  • Tambahkan susu kental manis/ susu fullcream ke dalam air teh 
  • Kocok minuman tersebut hingga berbuih
  • Teh tarik siap untuk dinikmati, dan dapat disajikan selagi hangat maupun dingin
Cukup mudah bukan?Minuman ini dapat di minum di waktu kapan pun, sore, pagi, siang, atau pun malam. Silahkan mencoba bagi yang berminat. Oiya karena susunya biasanya sudah manis, jadi mending tehnya tawar aja.

Jumat, 17 Februari 2012

Perempuan pun layak menjadi pencinta alam.........

"cewek kok mapala?!"
Emang mapala itu apa sih??setauku kepanjangannya adalah MAhasiswa PencintA aLAm..
Registrasi awal masuk kuliah perasaan ada formulir yang diminta mengisi jenis kelamin, disuruh milih laki-laki atau perempuan. Jelaskan nggak masalah kalo "mapala" pun ada yang perempuan juga ada yang lelaki. Toh mapala bukan secara harafiah kita memandang kepanjangan dari kata tersebut. Ini hanyalah masalah pencitraan aja.

Pencinta Alam atau Penikmat Alam??
Pencinta alam jelaslah beda dengan penikmat alam, walau kenyataannya mungkin adalah dari hobinya yang sama-sama menggeluti kegiatan alam bebas. Yang sangat membedakan adalah sikap dari kesehariannya. hem...tentu ini bisa kita lihat langsung dari hal-hal kecil. Sama-sama suka mendaki gunung, memanjat tebing, menelusuri gua, mengarungi sungai berjeram, atau pun menyelami lautan. Pencinta alam adalah orang yang hidup berdampingan dengan alam dan saling menjaga satu sama lainya. Sedangkan penikmat alam tidak ditemukan adanya timbal balik dari kasih sayang tersebut.

Misalnya saja anda jalan-jalan ke gunung (dibaca mendaki gunung) menemukan coretan di batu (mau mebuat kenangan kalo pernah ke tempat tersebut kali ya, atau pengen eksis), trus saat anda berada di salah satu selter atau katakanlah pos pendakian. Anda menemukan beberapa bungkus mie instan, kaleng sarden yang sudah kosong, botol aqua kosong, dan...apapun itu yang jelas ditinggalkan manusia disana. Jelaslah anda dapat menyimpulkan masing-masing apakah dia (oknum yang mencoret batu atau meninggalkan sampah) adalah pencinta alam atau kah penikmat alam. Seseorang yang menyebut dirinya sebagai pencinta alam tentulah tidak akan melakukan seperti hal yang telah disebutkan sebelumnya. Dia akan mengenali dan memahami tiga macam kata. Yaitu tidak membunuh apa pun kecuali waktu, tidak mengambil apa pun kecuali foto, dan tidak meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki. 

Pencinta alam mudah beradaptasi dengan alam tanpa merusak keseimbangan ekosistem yang sudah ada. Ketika disebut mapala tentunya ada sikap intelektual dalam diri pencinta alam. Sebagai mahasiswa yang mencintai alam, tentu akan dia pelajari adanya kekayaan alam. Dia mencintai kebebasan, bukan berarti dia bebas atau seenaknya berkegiatan di alam liar. Seorang mapala tentunya tau standart operasional prosedure ketika hendak berkegiatan. Kenyamanan bukan jaminan menuju keselamatan. Seorang mapala harus tau bagaimana berkegiatan secara aman. Kalo aman pasti nyaman, tapi nyaman belum tentu aman.

Okey...paling nggak udah ngerti dan paham terlebih dahulu apa dan siapa itu pencinta alam. Kita kembali ke topik awal dimana ada perbedaan gender yang saya simpulkan dari ngobrol bersama temen-temen kampus yang tidak ikut ke organisasi pencinta alam. Banyak orang yang menyayangkan kenapa saya masuk ke organisasi pencinta alam. Kenapa saya senang menggeluti kegiatan ektrem.. Bahkan ibu saya pun bertanya keheranan kepada saya. Apa yang kau dapatkan ketika naik gunung? mengapa engkau suka masuk ke goa yang jelas-jelas bau dan gak jelas (kata ibu saya). Pertanyaan demi pertanyaan itu mampu membuat saya malah tambah mencintai dunia petualang. Bukankah jelas bahwa dampak dari berkegiatan alam bebas itu terlebih bagi cewek adalah suatu yang tidak diinginkan. Kulit hitam terbakar, pergaulan yang gak jelas, kumel, dan lain-lain adalah asumsi teman-teman saya akan dampak dari kegiatan ini.

Mapala kok cewek???
Perlu diketahui bahwa dengan menggeluti dunia petualang ini justru memberi pengalaman yang sangat berharga bagi saya pribadi. Sebelum saya cerita mengenai pengalaman saya di dunia kepencinta alaman ini, saya hendak menuliskan hasil obrolan dengan beberapa teman saya baik mapala maupun bukan. Ada sisi positif dan negatifnya sebagai seorang mapala perempuan. Kira - kira seperti di bawah ini anggapan temen-temen saya :

  • mapala laki-laki itu keren, banyak disukai cewek, bisa diandelin. tapi kalo mapala cewek justru kebalikannya, jadi tomboy, keras kepala, sulit dapet pacar, kulit nggak sehat, fisik biasa aja
  • mapala pasti akan lama lulusnya sehingga kerap ada istilah mahasiswa abadi
  • mapala cewek nggak ada masa depannya alias nggak jelas
  • mapala itu jorok, kumel, nggak terawat dan nggak bisa diatur, nggak baik buat cewek jadi mapala
  • kelebihannya cuma satu bagi temen-temen saya, yaitu mapala cewek itu nggak begitu ngrepotin, mudah beradaptasi, nggak pilih-pilih makanan, bisa tidur dan boker dalam kondisi apa pun
Beberapa anggapan tadi telah membuat saya sadar bahwa saya tidak menyesal masuk di dunia kepecinta alaman. Sebagai mahasiswa tentulah tidak hanya petualangan saja yang saya lakukan, namun juga di setiap kegiatan selalu di sisipin dengan adanya penelitian atau pengabdian, bahkan dua-duanya. Seorang cewek selalu dilihat oleh para lelaki dari tampilan fisiknya terlebih dahulu. Namun begitu saya ingin mengambil contoh pohon yang berduri di hutan tidak malu bahkan secara terang-terangan menampakkan durinya. Walaupun begitu masih saja ada burung yang mau bertengger kepadanya. Seorang wanita menurut saya harus memiliki kemampuan dan kemauan yang sama halnya dengan laki-laki. Toh sama-sama manusia, kasihan ibu kartini kalo sampai kini gender masih dipermasalahkan. Justru banyak hal positif yang saya saya rasakan kini. Saya memiliki mental yang menurut saya lebih baik dari sebelum saya ikut organisasi pencinta alam. Jiwa kepemimpinan, cara berpikir yang logis dan sistematis, lebih percaya diri, mudah beradaptasi dengan tempat-tempat baru, belajar mandiri membenahi suatu masalah, dan saya pun jadi bisa membagi waktu saya sesuai dengan yang saya prioritaskan.

Mapala cewek...
seorang cewek yang masuk ke dalam mapala, tentunya memiliki nilai lebih. Banyak moment yang dapat kita gunakan untuk berkegiatan. Misalnya saja peringatan hari kartini. Saya dan teman-teman saya di organisasi pencinta alam yang saya ikuti pernah melakukan ekspedisi putri. Bikin summer camp concervation, pendidikan lingkungan, pemanjatan putri, dan lain-lainnya. Kuncinya adalah sama, semua butuh persiapan yang matang. Dengan latihan yang benar dan koordinasi yang jelas dengan pembentukan kepanitiaan yang mandiri (maksudnya murni cewek semua), maka kegiatan pun dapat berlangsung sesuai rencana. Aman dan nyaman. Di waktu senggang saya dan teman-teman saya juga memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani. Bagi saya pribadi kulit hitam tidak masalah asal sehat, dan tidak seperti anggapan bahwa mapala cewek itu dekil. Sekarang kalo mau pilih cewek nggak hanya dari luarnya saja, namun otak dan pengalamannya pun haris kalian (para lelaki lihat). Bukan berarti kami susah diatur, tapi kamu tau kapan dan dimana kami harus memakai dan bersikap seperti apa. so..mapala cewek???kenapa engga!!!

Minggu, 12 Februari 2012

di kedalaman perut bumi itu...nampak sesuatu yang menakjubkan

Mengenal Gua #part 1
"take nothing but picture"
"kill nothing but time"
"leave nothing but footprint"
(etika penelusuran gua)
Tidak mengambil apa pun kecuali foto, tidak membunuh apa pun kecuali waktu, dan tidak mengambil apa pun kecuali jejak kaki...sudah tidak asing lagi di telinga para penelusur gua.



Gua bagi orang awam banyak yang membayangkan sebagai tempat yang menjijikkan, kotor, gelap, becek, banyak ular, cacing, bau, dan banyak yang menghubungkan gua dengan tempat mistis. Bahkan bagi salah satu warga di Bedoyo, Gunung Kidul menyatakan bahwa dahulu gua banyak yang ditutup. Oleh warga, mulut gua itu ditutup dengan batu. Batu-batu di tata sedemikian rupa sehingga tidak terlihat adanya gua, terlebih untuk gua  vertikal. Sekedar memberitahu (sapa tau ada yang belum tau,,,), gua menurut lorongnya dibedakan menjadi gua horizontal dan gua vertikal. Untuk panjang lorong dan bentukannya beraneka ragam, tergantung dari proses karstifikasi. Proses karstifikasi adalah proses dimana terjadi pelarutan batuan carbonat sehingga menjadi bentuklahan karst. Untuk gua vertikal sendiri kedalamannnya juga bervariasi, bahkan ada yang sampai 200-an meter dalamnya (Leang Putea di Sulawesi Selatan). 
Okey kembali lagi mengenai persepsi masyarakat yang dikaitkan dengan tempat mistis tadi. Banyaknya gua-gua yang ditutup oleh warga itu bukan karena alasan mistis. Melainkan karena banyak ternak-ternak mereka yang jatuh di luweng (sebutan untuk gua vertikal). Disamping itu juga pernah ada orang yang terjatuh, karena masuk tidak menggunakan pengaman. Karena kekhawatiran tersebut maka warga berusaha menjauhkan anak-anak mereka supaya tidak bermain-main di dekat gua. Banyak orang tua yang mengatakan kepada anak-anaknya bahwa gua itu ada naganya, di gua itu dulu sebagai tempat pembuangan orang. Dan ada pula yang mengatakan bahwa ada yang menjaga gua itu, jadi jangan pernah untuk memasukinya kalau masih ingin hidup.

Kenyataannya???
hem...menakjubkan sekali apa yang ada di dalam gua tidak akan ditemukan di permukaan bumi. Gua memang menyimpan banyak misteri. Melalui foto, video, atau cerita orang yang pernah masuk gua anda dapat membayangkan ornamen apa yang ada di dalam gua tersebut. Namun, sangat disayangkan bila anda cepat puas hanya sekadar membayangkan. Lebih takjub lagi adalah ketika anda melihat dengan mata anda sendiri keindahan di balik kegelapan perut bumi tersebut.  

Tapi perlu dipahami disini, kegiatan penelusuran gua bukan sebagai kegiatan wisata. Gua beserta ornamen-ornamennya terbentuk secara alami dan tidak instan. Biasa sampai jutaan tahun lamanya. Untuk itu perlu dilindungi atau dijaga agar tidak rusak. Misalnya stalaktit (salah satu oranamen gua yang menggantung di dinding gua) yang terbentuk dari tetesan air. Air tersebut bereaksi terhadap batuan carbonat yang permeable    dan menetes kebawah. Mineral yang tidak dapat larut akan mengendap membentuk sodastrow (seperti pipet air yang merupakan cikal bakal stalaktit). Kecepatan tetesan air tergantung banyaknya air dan jenis mineral batuannya. Untuk itu masuk gua tidak boleh sembarangan. Kita harus memperhatikan etika penelusuran gua yang telah dijelaskan di awal. Dan disamping itu, untuk menelusuri gua tidak bisa sembarangan kecuali untuk penelitian atau eksplorasi. Persiapan yang matang sesuai dengan standar operasional prosedure.

Mau tau apa aja yang ada di didalam gua???
Nantikan saja tulisan berikutnya..........................