Jumat, 06 Januari 2012

Mencurahkan isi hati kepada sahabat itu lega rasanya


Setiap manusia memiliki masalah yang berbeda-beda dan menyikapi dengan cara yang berbeda pula. Hari ini bisa dibilang jarang sekali mencurahkan isi hati. Menceritakan kondisi terburuk kita kepada sahabat. Seperti beban akan berkurang 50%. Lumayanlah untuk tidak membuat stress.

Teringat kata kawan sejatinya yang berkata, " ...............insyallah kalo kamu berbagi bersama orang tua atau saudara, teman maka jalanmu akan lebih lancar....".
Memang benar hal tersebut, saya bersyukur memiliki sahabat yang mau membagi pundaknya untuk buat sandaran saya. hem,,,sangat bersyukur masih diberi sahabat yang seperti ini.
Kawan saya pernah bilang bahwa dia siap memberikan pundak ini apabila sewaktu-waktu saya membutuhkannya buat bersandar. Dan kini ketika memang saya mengalami kondisi terparah, masih ada kawan yang selalu bersama saya. Jadi teringat ketika kawan saya menengok saya di rumah sakit Panti Waluyo (waktu saya kecelakaan di Solo waktu itu). Dengan pikiran yang kalut, saya tidak tau siapa saja yang harus saya hubungi. Orang pertama yang saya hubungi ada kakak laki-laki saya yang berada di Yogayakarta, kemudian kakak perempuan saya yang ada di Jawa Timur. Kemudian saya memberitahu lewat pesan singkat dari HP saya kirim ke kawan saya di Jogja (yang saya kira di Solo). Hanya seorang yang saya sms, bisa dibilang sekitar  4 jam kemudian beberapa kawan saya yang ada di Jogja menjenguk saya di Solo. Pada waktu itu mereka nekat naik kereta Prameks, yang sebenarnya saya tau sendiri mereka sedang ada kegiatan hari itu. Kedatangan mereka mampu memberikan semangat dan merubah kondisi saya yang waktu itu down menjadi lebih ceria lagi. Itulah salah satu kehebatan dari sebuah pertemanan.

Banyak hal-hal mengejutkan yang saya dapatkan dari memiliki sahabat seperti mereka. Semua masih terekam jelas di pikiran saya. Bahkan sudah lebih dari keluarga. Ketika saya sakit, ketika saya sedih, dan ketika saya bahagia pun tidak juga mereka meninggalkan saya. Pernah ibu saya berkata kepada saya, " sek jenenge konco kuwi luwih seko sedulur. ojo di delok seko materine. mereka cen ra iso mbantu materi. nanging onone mereka wes iso marekke lelara awak e dewe...." (red- yang namanya teman itu lebih daripada saudara sendiri. jangan hanya dilihat dari materi saja. mereka memang tidak dapat membantu dalam hal materi. namun adanya mereka sudah menyembuhkan rasa sakit yang kita alami).


Bagi saya dalam hidup ini ada dua jenis sahabat, yaitu teman sehati dan kawan sejati. Saya lebih menyebut seperti yang di atas adalah kawan sejati yang selalu ada walau kita sedang sedih atau pun bahagia, ketika kita dalam kondisi yang paling bawah atau pun kondisi di atas, dan akan mempercayai kita sepenuhnya begitu pun kita sebaliknya. Sedangkan teman sejati adalah kawan yang selalu ada disaat kita atau dia membutuhkan kita dengan hubungan yang saling menguntungkan. Semua itu sama baiknya hanya tergantung kita bagaimana bersikap dengan sahabatmu tersebut. Setiap orang memiliki watak yang berbeda-beda dengan pemikiran yang berbeda-beda pula. Namun jangan pernah samakan sahabat dengan patner kerja, relasi, atau keluarga sedarah sekali pun. Mereka memiliki perbedaan yang sangat berbeda.


Teman kaulah segalanya bagiku. Tulisan ini aku sebutkan untuk sahabatku baik untuk teman sehatiku maupun kawan sejatiku. Aku bangga, aku bahagia, dan tidak pernah menyesali karena kalian telah mengisi hari-hariku. Dias, Uli, Manda, Putri, Uun, Laras, Rere, Resna, Anto, Wulan, Laura, Ibenk, Bobi, Dwi, Pram, Tanti, Tata, Vitri, Pipit, Ash, Deni, Fahmi, Hafist, Budi, Erma, Leo, Abang M, Laras. You're the best!!Love u all......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar