Selasa, 20 Maret 2012

ke luar negeri bukan suatu kebanggaan apabila kita tidak dapat melihat sisi menariknya negeri kita sendiri

Suatu kebanggaan sendiri apabila kita dapat kuliah nyampe ke luar negeri. Seperti pepatah tua yang mengatakan belajarlah sampai ke negeri cina. Usia berapa pun yang namanya belajar ya belajar. Terus dan terus. Sebenarnya apa sih yang membuat bangga kuliah ke luar negeri?Apakah untuk kesombongan?Berkata kepada teman-teman seangkatannya "hei aku sudah ke luar negeri loh..kalian masih di Indonesia saja.Yang nggak menarik dan nggak maju-maju." atau upload foto dan update status..i am at amsterdam,dll.

Bolehlah berbangga diri bisa kuliah di luar negeri. Bisa belajar dari akademis yang mungkin jauh lebih baik daripada di Indonesia. Tapi ya jangan terus bersikap sombong. Justru itu adalah kesempatan emas kita untuk menggali lebih dalam lagi banggsa kita dan berusaha mempromosikan hal-hal positif dari bangsa kita Indonesia. Dengan belajar ke luar negeri adalah salah satu cara agar kita dapat memajukan bangsa kita.

Apakah tidak malu, banyak sekali orang luar Indonesia belajar di negeri kita. Mereka mempelajari budaya kita,  perilaku kita yang terkenal dengan keramah tamahannya. Mereka takjub dengan bangsa Indonesia yang memiliki beragam budaya dan keindahan alamnya. Dari Indonesialah mereka belajar sehingga memperoleh inovasi yang menajubkan di ilmu pengetahuan.

Sedangkan kita yang orang Indonesia asli, justru banyak yang melupakan seperti itu. Kita lupa bahwa kita memiliki norma-norma dan adat istiadat yang harus kita junjung tinggi. 

Dalam tulisan ini saya hanya sedang mengumpat salah dua teman saya yang tidak pernah melihat Indonesia sebagai negara yang modern dan memiliki kekayaan alam serta keanekaragaman budaya. Mereka tidak pernah tau bahwa setiap tempat di Indonesia ini adalah unik dan menarik. Yang mereka tau adalah kini mereka dapat S2 ke luar negeri dan berkata kepada dunia bahwa "kita merasakan keju, kita bisa ke Perancis, Belanda, dan sekitarnya hanya dengan satu visa, dan disini serba dingin, makan keju. Tak lagi makan nasi atau pun ketela, tak lagi bersama orang-orang udik(red-Indonesia). Itu mereka katakan setelah belum satu bulan tinggal di negeri seberang sana.

Awalnya saya senang dan bangga juga karena memiliki teman yang dapat belajar ke luar negeri. Namun setelah membacara coment-mereka terus terang saya miris melihat manusia yang tidak bersikap sebagaimana mestinya di tahap mahasiswa. Ke luar negeri bukannya lebih pindar namun kelakukan malah menurun.

Hal ini justru membut saya semakin semangat lagi untuk mengunjungi banyak daerah di Indonesia. Memiliki 17ribu pulau dengan karakteristiknya sendiri-sendiri. Akan kukunjungi dan aku pelajari dari alamku sendiri dari Sabang hingga Merauke.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar